Inspirasi Manajemen Pendidikan
Vol 6, No 1 (2018): Inspirasi Manajemen Pendidikan

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER INTEGRATIF SEBAGAI WAHANA PENINGKATAN PRESTASI NON AKADEMIK PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 NGANJUK

KUSUMA W, SEPTYKA (Unknown)



Article Info

Publish Date
09 Jan 2018

Abstract

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER INTEGRATIF SEBAGAI WAHANA PENINGKATAN PRESTASI NON AKADEMIK PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 NGANJUK Septyka Kusuma Wardany Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya Adilacandra49@gmail.com   Mudjito Ak Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya Ak.mudjito@gmail.com   Abstrak Abstrak: Pembentukan kepribadian peserta didik tidak dapat dilakukan hanya dengan aktivitas kurikuler melainkan juga aktivitas ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar pembelajaran kelas yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan bakat dan minat masing-masing dengan tujuan mengasah bakat peserta didik serta menjadi wadah mengekspresikan kemampuan peserta didik yang berpotensi mencetak prestasi. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan bentuk-bentuk program ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Nganjuk; (2) Mengidentifikasikan prestasi non akademik peserta didik di SMA Negeri 1 Nganjuk pada tahun ajaran 2015 sampai dengan tahun 2017; (3) Mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler sebagai wahana peningkatan prestasi non akademik peserta didik di SMA Negeri 1 Nganjuk. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Teknik untuk mengecek keabsahan data dengan menggunakan uji kredibilitas, uji transferabilitas, uji dependabilitas, dan uji konfirmabilitas. Sedangkan teknik analisis data menggunakan kondensasi data, penyajian data, dan penrikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Nganjuk meliputi: (a) kegiatan harian meliputi latihan rutin secara integratif; (b) kegiatan tahunan meliputi kegiatan gabungan ekstrakurikuler. (2) Peningkatan prestasi yang signifikan dari tahun ajaran 2015/2016 sampai 2016/2017 sebagai umpan balik untuk sekolah dalam evaluasi manajemen kurikulum dan manajemen kesiswaan. (3) pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Pelaksanaan kegiatan tidak lepas dari proses manajemen yang telah dilakukan sebelumnya. Baik mengenai siapa saja yang terlibat, lokasi kegiatan, jadwal kegiatan, anggaran dana, serta proses monitoring yang dilakukan. Kata kunci: ekstrakurikuler, prestasi non akademik   INTEGRATIVE EXTRACURRICULAR ACTIVITIES AS A WAY TO INCREASE NON ACADEMIC ACHIEVEMENTS OF PARTICIPANTS IN SMA NEGERI 1 NGANJUK  Abstract Abstract : The formation of the personality of learners can not be done only with curricular activities but also extracurricular activities. Extracurricular are activities outside the classroom learning followed by learners in accordance with their talents and interests that aim to sharpen talents the learners have as well as a container to express the learner’s ability to potentially score achievements. The purpose of this study were: (1) To describe the forms of extracurricular programs in SMA Negeri 1 Nganjuk; (2) To identify the students’ non-academic achievements in SMA Negeri 1 Nganjuk in 2015 until 2017; (3) To describe the implementation of extracurricular activities as a vehicle for improving the students’ non-academic achievement in SMA Negeri 1 Nganjuk. This research used qualitative approach. The techniques used in data collection were by conducting interview, observations, and documentation study. Techniques in checking the validity of data were by using credibility test, transferability test, dependability test, and conformability test. While the data analysis techniques used data condensation, data presentation, and made the conclusion. The results showed that: (1) The kinds of extracurricular activities in SMA Negeri 1 Nganjuk include: (a) the daily activities consisting of integrative routine exercises; (b) the annual activities include the combined-activities of extracurricular. (2) Significant achievement improvement from the 2015/2016 academic year to 2016/2017 as feedback for schools in the evaluation of curriculum management and student management. (3) the implementation of extracurricular activities. Implementation of activities inside extracurricular cannot be separated from the previous management process. It included to both to those who has been involved, the location of the activity, the schedule of activities, budget funds, and undertaken monitoring process.  Keywords: Extracurricular, non academic achievement         PENDAHULUAN  Pendidikan merupakan suatu kegiatan menambah pengetahuan dan ketrampilan yang bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, seperti yang telah tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1, bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.  Individu perlu diberi berbagai kemampuan dalam pengembangan berbagai hal, seperti: konsep, prinsip, kreativitas, tanggung jawab, dan ketrampilan. Dengan kata lain, bahwa individu perlu mengalami perkembangan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Pelaksanaan pendidikan erat kaitannya dengan kurikulum yang digunakan sebagai bentuk rencana atau program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Di dalam struktur kurikulum, seperti yang disampaikan Rusman (2011:413) terdapat tiga komponen yang dikembangkan, yaitu (1) mata pelajaran; (2) muatan lokal; dan (3) pengembangan diri. Seyogyanya kegiatan pengembangan diri dilakukan di luar jam reguler (jam efektif), melalui berbagai jenis kegiatan pengembangan diri. Salah satunya dapat dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah. Dari sebuah study banding Rumania dengan Jerman yang dilakukan oleh Emanoil dan Oana tahun 2014 ditemukan bahwa siswa Rumania yang mengikuti ekstrakurikuler dinilai lebih percaya diri dibanding siswa Jerman. Selain itu, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dapat memperoleh berbagai manfaat, diantaranya membentuk nilai-nilai bakat dan potensi mereka, mempersiapkan karir di masa depan, membantu pengalaman profesional, meningkatkan ketrampilan kepemimpinan, memberikan pemenuhan pribadi, mendukung sosialisasi, meningkatkan prestasi, dan lain-lain. Lembaga pendidikan, dalam hal ini sekolah, harus dapat merancang dan melaksanakan program pendidikan. Sekolah harus menyediakan fasilitas bagi peserta didik untuk mengembangkan kemampuan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang kondusif. Sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor 62 tahun 2014 tentang kegiatan ekstrakurikuler, pengembangan berbagai bentuk pilihan kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dengan mengacu pada prinsip partisipasi aktif dan menyenangkan. Kondisi di lapangan saat ini menunjukkan banyak sekolah yang sudah mempunyai sistem pengelolaan ekstrakurikuler yang memadai dengan tujuan menyiapkan peserta didik untuk mencetak prestasi sesuai kemampuan mereka masing-masing dibidang non akademik. Salah satu contoh adalah di SMA Negeri 1 Nganjuk yang merupakan sekolah menengah atas di Kabupaten Nganjuk yang mempunyai pengelolaan ekstrakurikuler yang memadai. Keunikan mengenai ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Nganjuk ini dalam pelaksanaan program ekstrakurikuler, adalah sekolah mempunyai kegiatan tahunan yaitu program Gabungan Ekstra dimana kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh peserta didik kelas X dan XI dengan tujuan menumbuhkan rasa kebersamaan antar peserta didik dan mengajak peserta didik untuk mengenal alam terbuka. Selain itu, setiap tahunnya masing-masing esktrakurikuler wajib untuk menampilkan pertunjukkan dalam acara Dies Natalis SMASA. Mulai dari menyanyi, drama, puisi bersambung, PBB variasi, seni pencak silat, sampai tari tradisional hingga modern. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa disiplin dalam diri peserta didik serta melatih mereka untuk percaya diri menunjukkan kreatifitas mereka. Tidak mengherankan jika SMA Negeri 1 Nganjuk mampu meraih beberapa prestasi di bidang non akademik, diantaranya pada tahun 2015 mendapat juara 3 lomba pencak silat tanding kelas E putri tingkat provinsi, juara 1 pencak silat Nahdatul Ulama PN antar pelajar se jawa timur tahun 2016, juara 1 lomba baris berbaris tingkat jawa timur di Sidoarjo tahun 2016, juara 2 pencak silat UNS cup tahun 2016 tingkat internasional, dan masih banyak prestasi lainnya. Berdasarkan paparan diatas maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Nganjuk dengan judul penelitian "Ekstrakurikuler Sebagai Wahana Peningkatan Prestasi Non Akademik Peserta Didik di SMA Negeri 1 Nganjuk".   METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian studi kasus. Pada penelitian ini yang menjadi fokus adalah pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler sebagai tempat untuk mengembangkan potensi peserta didik dalam meraih prestasi non akademik di SMA Negeri 1 Nganjuk. Seperti yang dikemukakan oleh Riyanto (2007:11) yang membedakan penelitian kualitatif dengan penelitian lain adalah adanya fokus terhadap makna sosial dan penekanan bahwa makna-makna sosial tersebut hanya dapat difahami dalam konteks interaksi antar individu. Penelitian ini dilakukan untuk menjabarkan kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah sehingga dapat memberikan wadah bagi peserta didik mengembangkan bakat dan minatnya. Dengan demikian kegiatan ekstrakurikuler dapat membantu siswa dalam menyalurkan bakat mereka untuk meraih prestasi. Penelitian ini dimulai dengan pembuatan instrumen yang menjadi pedoman bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Pedoman tersebut meliputi pedoman wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pedoman berisikan klasifikasi data berupa fokus yang telah diambil oleh peneliti, sehingga penelitian dilakukan secara runtut, dan data yang diperoleh tidak keluar dari konteks penelitian. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Nganjuk yang beralamatkan di jalan Kapten Kasihin HS. Nomor 4 Kelurahan Cangkringan Kecamatan Nganjuk, sementara lama penelitian yang dilakukan adalah dua bulan terhitung dari Mei sampai Juni tahun 2017. Pada penelitian kualitatif, kehadiran peneliti merupakan kunci dalam pengumpulan data yang valid. Tujuan dari kehadiran peneliti adalah untuk menggambarkan fenomena yang ditemukan secara jelas. Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai human instrument karena peneliti merupakan instrumen utama dalam penelitian  kualitatif. Uji keabsahan data pada penelitian ini menurut Moeloeng (2012:324) pengecekan keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji kredibilitas, transferabilitas, dependebilitas, dan konfirmabilitas.   HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menghasilkan terkait tiga fokus utama yaitu: bentuk-bentuk program ekstrakurikuler, prestasi non akademik peserta didik, dan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler sebagai wahana peningkatan prestasi non akademik peserta didik. 1.    Bentuk-Bentuk Program Ekstrakurikuler Di SMA Negeri 1 Nganjuk   Ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran sesuai dengan minat peserta didik. Di SMA Negeri 1 Nganjuk, kegiatan yang berkaitan dengan ekstrakurikuler dikemas dengan kegiatan harian dan kegiatan tahunan. Kegiatan harian dilakukan di dalam ruangan dan di luar ruangan sesuai dengan ekstrakurikuler yang diikuti peserta didik. Perbedaan ini dikarenakan, menyesuaikan dengan kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing ekstrakurikuler. Hal yang serupa juga berlaku dengan kegiatan tahunan yang diikuti peserta didik. Sesuai dengan yang telah disampaikan oleh Salafiyah (2014:18) mengungkapkan bahwa ekstrakurikuler adalah kegiatan pembelajaran yang diadakan di luar proses belajar-mengajar formal, dalam maupun luar ruangan.  Kegiatan harian merupakan kegiatan rutin yang diadakan masing-masing ekstrakurikuler sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya. Beberapa ekstrakurikuler pun melakukan kegiatan bersama, contohnya ekstra tari dengan ekstra karawitan dan ekstra Setia hati dengan ekstra Pagar Nusa. Mereka melakukan kegiatan bersama untuk saling mendukung satu sama lain. Strategi yang dilakukan sekolah ini bertujuan agar tercipatanya kerjasama yang positif antar ekstrakurikuler dalam pegembangan diri sehingga dapat saling mengevaluasi dan memberikan masukan. Seperti yang telah disampaikan oleh Teimoornia, dkk (2011:617) mengungkapkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dirancang untuk pelestarian motivasi dan penciptaan tantangan dalam belajar bertujuan untuk mendapatkan pengalaman dari pengaturan sekolah dan dalam kaitannya dengan mata pelajaran. Selanjutnya adalah kegiatan tahunan. Kegiatan tahunan adalah kegiatan yang dilakukan tiap tahun sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan sebelumnya. kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh ekstrakurikuler yang ada di SMA Negeri 1 Nganjuk yang bersifat wajib. Jenis kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMA Negeri 1 Nganjuk sesuai dengan pendapat Prihatin (2011:161) mengungkapkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Kegiatan esktrakurikuler yang bersifat atau berkelanjutan, yaitu jenis kegiatan esktrakurikuler yang dilaksanakan secar terus-menerus selama satu periode tertentu. Untuk menyelesaikan satu program kegiatan ekstrakurikuler ini biasanya diperlukan waktu yang lama. Dalam hal ini di SMA Negeri 1 Nganjuk adalah kegiatan harian. b. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat periodik atau sesaat, yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan waktu-waktu tertentu saja. Dalam hal ini di SMA Negeri 1 Nganjuk adalah kegiatan tahunan. Sementara itu, Fares, dkk (2015:179) mengungkapkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler yang dibagi menjadi empat kategori: (1) latihan fisik, yang termasuk gym dan kegiatan yang berhubungan dengan olahraga; (2) kegiatan yang berhubungan dengan musik seperti memainkan alat musik, berada di paduan suara atau band, atau mendengarkan musik; (3) membaca; dan (4) kegiatan sosial. Pendapat Fares, dkk di atas mendukung fakta yang ada di lapangan bahwa kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Nganjuk terdiri dari beragam ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMA Negeri 1 Nganjuk tidak lepas dari proses perencanaan yang dilakukan. Proses tersebut melibatkan kepala sekolah, waka kurikulum, waka kesiswaan, dan pembina ekstrakurikuler. Proses perencanaan membahas mengenai kegiatan apa saja yang akan dilakukan di Gastra, tujuan, manfaat, serta bagaimana alur pelaksanaannya. Proses perencanaan ini sangat penting dalam membentuk suatu program agar kegiatan mengetahui alurnya sehingga meminimalisir kegagalan program kegiatan yang dibentuk. Perencanaan yang matang memberikan dampak yang baik pula bagi tercapainya tujuan yang diharapkan. Sasaran yang dituju dari kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan adalah peserta didik. Dengan kegiatan positif yang ada diharapkan bisa meningkatkan rasa kebersamaan, kekompakan, disiplin juga kreatifitas. Peserta didik juga dilatih untuk percaya diri menunjukkan bakat mereka didepan umum, hal ini untuk menstimulus kreatifitas peserta didik untuk mengembangkan kemampuan mereka sehingga memacu semangat untuk mencetak prestasi. Sesuai dengan pendapat Manjta (2007:40) tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler adalah agar siswa dapat memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan, mendorong pembinaan nilai dan sikap demi untuk mengembangkan minat dan bakat siswa.   2.                Prestasi Non Akademik Peserta Didik Di SMA Negeri 1 Nganjuk Pada Tahun Ajaran 2015 Sampai Dengan Tahun 2017  Prestasi merupakan bagian dari penilaian mengenai perkembangan peserta didik yang menjadi gambaran keberhasilan suatu instansi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan. Di SMA Negeri 1 Nganjuk, prestasi merupakan bagian yang tidak lepas dari tujuan penyelenggaraan pendidikan termasuk dalam penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler. Sesuai dengan pendapat Nasution (1998:17) mengemukakan bahwa pretasi belajar merupakan suatu kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berpikir, merasa, dan berbuat. Prestasi belajar akan mencapai sempurna apabila mencakup tiga aspek, yaitu: Kognitif, afektif, dan psikomotor, sebaliknya apabila seseorang tidak dapat memenuhi ketiga aspek tersebut maka prestasi belajar belum dicapai secara sempurna atau dapat dikatakan kurang memuaskan. Beragam kegiatan yang dibentuk sekolah memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik sehingga dapat meraih prestasi. Terbukti dari prestasi yang diraih oleh peserta didik sangat beragam. Dari dokumen yang ditemukan dari tahun 2015 sampai dengan 2017 terdapat 27 prestasi yang diraih baik dari tingkat kabupaten, provinsi, naisonal, dan internasional. Dari tahun ajaran 2015/2016 dampai dengan tahun ajaran 2016/2017, prestasi meningkat secara signifikan. Sesuai dengan Harahap (Jamarah, 1994:20) prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan penugasan dalam pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum. Sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Cahyandaru (2013) membahas mengenai pengaruh keaktifan siswa dalam ekstrakurikuler terhadap peratasi belajar siswa kelas XI MAN Yogyakarta II ditemukan hasil bahwa ekstrakurikuler berpengaruh pada prestasi yang diraih oleh peserta didik. Diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Natalie Fischer et. Al (2014) mengenai perspektif internasional tentang kegiatan ekstrakurikuler: kondisi efek pada pengembangan siswa, komunitas dan sekolah editorial, menemukan bahwa penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler berkualitas tinggi di sekolah dapat mempengaruhi prestasi sekolah. Beberapa penelitian tersebut menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian yang telah dilakukan peneliti mengenai kegiatan ekstrakurikuler integratif sebagai wahana peningkatan prestasi non akademik peserta didik di SMA Negeri 1 Nganjuk. Dalam pencapaian prestasi tidak lepas dari pembinaan kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan oleh sekolah. Pada masing-masing ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Nganjuk didampingi oleh pembina ekstrakurikuler yang berkompeten di bidangnya. Guru pembina merupakan bagian dari proses manajemen dimana mempermudah kepala sekolah dalam melakukan moitoring terhadap kegiatan ekstrakurikuler. Terbukti dengan keterlibatan guru pembina dalam setiap proses perencanaan, pengorganisasian, implementasi, dan monitoring terhadap kegiatan harian maupun kegiatan tahunan yang dilaksanakan. Ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh pembina ekstrakurikuler, yaitu: (1) kegiatan harus dapat meningkatkan pengayaan peserta didik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik; (2) memberikan tempat serta penyaluran bakat dan minat sehingga peserta didik akan terbiasa dengan kesibukan-kesibukan yang bermakna; (3) adanya perencanaan serta pembinaan yang telah diperhitungkan masak-masak sehingga program ekstrakurikuler mencapai tujuan; (4) pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler oleh semua atau sebagian peserta didik.   3.       Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Sebagai Wahana Peningkatan Prestasi Non Akademik Peserta Didik Di Sma Negeri 1 Nganjuk  Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler tidak lepas dari proses manajemen yang telah dilakukan sebleumnya. Pada kegiatan ekstarkurikuler di SMA Negeri 1 Nganjuk, sekolah juga melakukan perencanaan, pengorganisasian, implementasi, dan monitoring yang semua proses tersebut tidak lepas dari beberapa pihak terkait seperti kepala sekolah, waka kurikulum, waka kesiswaan, dan guru pembina ekstrakurikuler. Manajemen diperlukan agar kegiatan tertata dan tidak keluar dari tujuan yang telah ditentukan. Hal ini pula yang telah disampaikan oleh Munawwaroh (2016) dalam penelitiannya yang mengatakan bahwa dalam menjalankan tujuannya sebagai pendorong pembinaan nilai dan sikap untuk mengembangkan minat dan bakat siswa, ekstrakurikuler membutuhkan sistem manajemen. Kegiatan ekstrakurikuler tahunan yaitu gabungan ekstra diikuti oleh peserta didik kelas sepuluh dan sebelas. Lokasi kegiatan ekstrakurikuler tahunan gabungan ekstra dilakukan di Duyung Trawas hills, Mojokerto. Lokasi tersebut merupakan lokasi wisata keluarga yang menyediakan fasilitas outbound. Hawa dingin dan sejuk membuat peserta didik merasa fresh untuk melakukan kegiatan. Penentuan lokasi merupakan bagian yang penting deengan pertimbangan kenyamanan bagi peserta didik dalam melaksanakan kegiatan. Sesuai dengan pendapat Prihatin (2011:163) fasilitas atau sarana diartikan sebagai segala sesuatu yang memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha/kegiatan yang berupa benda atau uang. Sarana merupakan salah satu bagian penting dalam kegiatan untuk menunjang keberhasilan kegiatan yang dilaksanakan. Oleh karena itu, manajemen sarana dan prasarana termasuk ke dalam salah satu substansi manajemen pendidikan. Sudah seyogyanya sekolah menyediakan sarana yang diperlukan oleh ekstrakurikuler dalam melaksanakan aktivitasnya. Sesuai dengan pendapat dari Arikunto (Prihatin, 2011: 164) berpendapat bahwa fasilitas maupun sarana dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: (1) fasilitas fisik, yaitu segala sesuatu yang berupa benda atau yang dapat dibendakan yang mempunyai peranan untuk memudahkan atau melancarkan suatu usaha; (2) fasilitas uang, yaitu segala sesuatu yang bersifat mempermudah suatu kegiatan sebagai akibat bekerjanya nilai uang. Anggaran yang digunakan bersumber dari anggaran komite rutin dari SPP. Anggaran tersebut untuk akomodasi, peralatan, serta kebutuhan selama kegiatan berlangsung. Jadwal pelaksanaan kegiatan tahunan ekstrakurikuler gabungna ekstra sudah tertera dalam program tahunan waka kesiswaan, dimana pelaksanaan gastra dilakukan padasaat liburan semester ganjil. Jadwal yang telah diatur sebelumnya oleh waka kesiswaan bertujuan untuk mempermudah dalam perencenaan kegiatan tersebut. Sesuai dengan pendapat Prihatin (2011:164) adanya jadwal kegiatan ekstrakurikuler akan menjadi pegangan bagi guru dalam melaksanakan tugas pembinaan, bagi peserta didik dapat menjadi pedoman dalam merencanakan dan mengikuti program ekstrakurikuler, bagi administrator mempermudah dalam memberikan dukungan sarana dan prasarana yang diperlukan dan bagi kepala sekolah mempermudah dalam mengadakan supervisi. Proses monitoring dilakukan langsung oleh kepala sekolah, waka kesiswaan, waka kurikulum, pembina ekstrakurikuler serta panitia penyelenggara, dimana dalam hal ini adalah OSIS. Sama halnya dalam proses perencanaan, proses monitoring dilakukan untuk mengawasi dengan tujuan meminimalisir hambatan yang kemungkinan ditemukan selama kegiatan berlangsung. PENUTUP A.  Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Bentuk-Bentuk Program Ekstrakurikuler Di SMA Negeri 1 Nganjuk Kegiatan rutin yang dilakukan di SMA Negeri 1 Nganjuk terkait dengan ekstrakurikuler meliputi kegiatan harian dan kegiatan tahunan. Kedua kegiatan tersebut dikemas dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler integratif, dimana proses kegiatannya menggabungkan satu ektrakurikuler dengan ekstrakurikuler lainnya dalam satu kegiatan. Strategi tersebut dilakukan sebagai bentuk upaya dalam mencapai tujuan yang telah tertera pada visi dan misi sekolah. Pada proses perencanaannya, kegiatan ekstrakurikuler melibatkan kepala sekolah selaku pemangku kebijakan sekolah, waka kurikulum, waka kesiswaan, dan guru pembina ekstrakurikuler. Sementara itu, sasaran yang dituju adalah peserta didik, terutama pada pembinaan bakat dan minat peserta didik. Dengan kegiatan positif yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan wadah pengembangan kreatifitas sehingga melatih peserta didik untuk percaya diri dengan bakat mereka yang akan berimbas pada pencapaian prestasi peserta didik.   2.   Prestasi Non Akademik Peserta Didik Di SMA Negeri 1 Nganjuk Pada Tahun Ajaran 2015 Sampai Dengan Tahun          Prestasi yang berhasil diraih oleh peserta didik di SMA Negeri 1 Nganjuk sangat beragam, mulai dari perorangan maupun beregu, baik di tingkat kabupaten sampai internasional. Beberapa prestasi tersebut memberikan dampak positif bagi peserta didik dan sekolah. Bagi peserta didik, dengan pencapaian prestasi dapat memacu semangat untuk bersaing dan meningkatkan kualitas diri untuk meraih prestasi. Sementara itu bagi sekolah dapat meningkatkan citra baik di lingkungan sekolah dan dapat menjadi contoh bagi sekolah lain adalah bentuk kebanggaan tersendiri. Sebagai bentuk apresiasi kepada peserta didik yang telah mencetak prestasi, sekolah memberikan reward berupa piagam dan beasiswa. Selain kepada peserta didik, reward juga diberikan kepada ekstrakurikuler yang telah berhasil mengantarkan peserta didik mencetak prestasi. Peningkatan prestasi yang signifikan dari tahun ajaran 2015/2016 sampai 2016/2017 sebagai umpan balik untuk sekolah dalam evaluasi manajemen kurikulum dan manajemen kesiswaan.   3. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Sebagai Wahana Peningkatan Prestasi Non Akademik Peserta Didik Di SMA Negeri 1 Nganjuk   Pelaksanaan kegiatan tidak lepas dari proses manajemen yang telah dilakukan sebelumnya. Baik mengenai siapa saja yang terlibat, lokasi kegiatan, jadwal kegiatan, anggaran dana, serta proses monitoring yang dilakukan. Pada kegiatan ekstrakurikuler harian, kegiatan dilakukan di lingkungan sekolah dengan fasilitas yang ada di sekolah dengan jadwal yang ditetapkan pada masing-masing ektrakurikuler. Sementara itu kegiatan tahunan dilakukan di luar sekolah dengan pertimbangan lokasi yang nyaman dan mendukung terlaksananya kegiatan dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh waka kesiswaan. Pada kedua kegiatan tersebut, yang terlibat adalah kepala sekolah, waka kurikulum, waka kesiswaan, guru pembina ekstrakurikuler, dan peserta didik. Anggaran yang digunakan bersumber dari komite sekolah.   Daftar Pustaka  Cahyandaru, Handoko. 2013. Skripsi:  Pengaruh Keaktifan Siswa dalam EsktrakurikulerTerhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI MAN Yogyakarta II. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Djamarah. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional. Fares, Jawad dkk. 2015. Extracurricular activities associated with stress and burnout in preclinical medical students. Journal of Education. (online), (https://www.ncbi.nlm.nih.gov) diunduh pada 6 Februari 2017. Manjta, Willem. 2007. Profesionalisasi Tenaga Kependidikan, Manajemen Pendidikan Dan Pengajaran. Malang: Elang Mas Moleong, Lexy. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muscalu, Emanoil & Oana Dumitrascu. 2014. Determination of Students’ Satisfaction Regarding Extracurricular Activities Conducted in The University. Comparative Study Romania-Germany. Journal of Education. (online),  (http://www.google.com/search.source.id) diunduh pada 6 Februari 2017. Munawwaroh, Metias Zuhriyyatul. 2016. Skripsi: Kegiatan Ekstrakurikuler Unggulan dalam Pelaksanaan Manajemen kesiswaan di Madrasah Aliyah AL-Islam Joresan Ponorogo.Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Nasution, Noehi. 1998.Materi Pokok Psikologi Pendidikan.jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Prihatin, eka, 2011. Manajemen Peserta Didik. Bandung: alfabeta Riyanto, yatim. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif. Surabaya: unesa university press. Rusman. 2011. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers. Salafiyah, Nafik. 2014. Significant Influences Of Violin Extracurricular Achievement To Emotional Intelligence. Journal of Education. (online), (http://id.portalgaruda.org) diunduh pada 27 Februari 2017.   Teimoornia, Mahin dkk. 2010. The implementation of Information and Communication Technology (ICT) in Extracurricular activities of Education system in Iran. Journal of Education. (online), (http://www.sciencedirect.com) diunduh pada 7 Februari 2017   Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (online), (http://sindikker.dikti.go.id/dok/UU/UU20-2003-Sisdiknas.pdf) diunduh pada 27 April 2017 

Copyrights © 2018