Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH)
CIASTECH 2019 "Inovasi Cerdas dan Teknologi Hijau untuk Industri 4.0"

PENERAPAN TEKNOLOGI STEK BENIH KENTANG PADA KELOMPOK TANI SUKA MAKMUR DESA BALEDONO –TOSARI- PASURUAN

Erny Ishartati (Fakultas Pertanian -Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang)
Syarif Husen (Fakultas Pertanian -Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang)
Ratih Juliati (Fakultas Pertanian -Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang)
Agus Santoko (Fakultas Pertanian -Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang)



Article Info

Publish Date
08 Nov 2019

Abstract

Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan merupakan salah satu sentra produksi kentang di Jawa Timur. Produksi kentang Pasuruan menyumbang 60 persen kebutuhan kentang di Jawa Timur dengan luas lahan 3.000 hektar namun demikian produktivitasnya masih rendah yaitu 10-15 ton/ha yang dihasilkan petani, hasil ini masih jauh dari produktivitas tanaman kentang yang mencapai rata-rata 25 ton per hektar atau 90.000 ton per tahun. Lahan kentang di Kabupaten Pasuruan tersebar di tiga kecamatan lereng Gunung Bromo yakni Kecamatan Tosari, Tutur, dan Puspo.  Permasalah produktivitas tanaman kentang yang paling utama di Tosari adalah pada benih kentang bermutu   yang diantaranya disebabkan oleh berbagai faktor sebagai berikut: (1)Ketersediaan benih yang dapat disediakan oleh pemerintah daerah  baru mencapai 15 % dari kebutuhan petani, (2)Harga benih berkualitas sangat mahal dan sulit dijangkau oleh petani, (3)Petani belum memiliki kemandirian untuk menghasilkan benih bermutu, terutama dalam bentuk stek . Mengkaji potensi komoditi kentang yang strategis dalam peningkatan pendapatan petani di Tosarari Pasuruan dan upaya untuk memecahkan permasalah ketersedian dan produksi benih yang bermutu di tingkat petani, maka dilakukan kegiatan penerapan dan pendampingan untuk mendapatkan benih bermutu dengan teknologi penanaman kentang dengan menggunakan  benih asal stek pada kelompok tani Suka Makmur. Metode yang digunakan dalam pemecahan masalah ini dilakukan secara parsitipatif, tutorial, pendampingan, pelatihan dan demplot. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa petani mau dan mampu mengadopsi dan menerapkan penggunaan benih kentang dengan menggunakan stek dan dibanding  dengan menggunakan benih asal  umbi walaupun hasil stek lebih rendah namun stek memiliki keunggulan yaitu dapat dihasilkan dalam waktu yang lebih cepat dibanding dengan  benih asal umbi.

Copyrights © 2019