Humaniora
Vol 13, No 3 (2001)

Metafor Ricoeurian: Penerobosan Dunia Simbolik Cerpen "Rumah Yang Terbakar" Karya Kuntowijoyo

Rudi Ekasiswanto (Unknown)



Article Info

Publish Date
03 Aug 2012

Abstract

Cerpen Kuntowijoyo selama tiga tahun berturut-turut memperoleh predikat “Cerpen Terbaik Kompas”, tahun 1995 dengan cerpen “Laki-Laki yang Kawin dengan Peri”, tahun 1996 dengan cerpen “Pistol Perdamaian”, dan tahun 1997 dengan cerpen “Anjing-Anjing Menyerbu Kuburan”. Ketiga cerpen itu kemudian dihimpun dalam kumpulan cerpen yang diberi judul Hampir Sebuah Subversi (Kuntowijoyo, 1999). Kriteria pemilihan terbaik itu bukan tanpa alasan. Ketiganya memakai gaya bahasa yang bersahaja. Unsur permainan dan bermain-mainnya dengan kata tidak terlalu kentara. Hal ini sangat membantu kemungkinan terbangunnya seni wantah oleh Kuntowijoyo. Dalam “Pengantar Penulis”, Kuntowijoyo menulis, “Secara jujur harus dikatakan bahwa saya menulis begitu saja, yang saya rasa baik, tanpa resep-resep” (1999: xii). Kuntowijoyo hampir selalu menggunakan ciri simbolis dalam karya-karyanya, dan berusaha mengangkat realitas kehidupan ke dalam cerita yang tampaknya biasa. Judul-judul cerpennya telah menyiratkan tema yang diangkat ke dalam karya-karyanya. Namun, judul-judul itu pun simbolis sehingga mengandung pemaknaan yang sangat dalam, begitu juga cerpen “Rumah Yang Terbakar” yang terdapat dalam kumpulan cerpen Hampir Sebuah Subversi. Cerpen “Rumah Yang terbakar” sebagai salah satu cerpen pilihan Kompas yang dibukukan bersama 24 cerpen lainnya selama 1994 - 1998 sangat sarat dengan unsur simbolisasi. Namun, semuanya itu merupakan representasi dari potret masyarakat Indonesia masa Orde Baru yang berhasil digambarkan oleh Kuntowijoyo. Secara simbolis pula makna yang dikandungnya dikemas dalam gaya bahasa yang sederhana, menarik, pas, dan enak dibaca.

Copyrights © 2001






Journal Info

Abbrev

jurnal-humaniora

Publisher

Subject

Humanities

Description

Humaniora focuses on the publication of articles that transcend disciplines and appeal to a diverse readership, advancing the study of Indonesian humanities, and specifically Indonesian or Indonesia-related culture. These are articles that strengthen critical approaches, increase the quality of ...