Bahasa yang sudah melekat dalam diri manusia digunakan sebagai sarana mendapatkanserta menyalurkan informasi kepada masyarakat. Bahasa lahir dari berbagai macam daerah yangtersebar di seluruh Indonesia. Kelebihan manusia yang menggunakan dua bahasa secara seimbangdalam percakapan jarang kita temui, terlebih pada percakapan harian santri. Disinilah kita dapatmengetahui bahwasannya bahasa selalu berubah dan semakin berkembang. Interferensi merupakansalah satu kesalahan dalam berbahasa yang disebabkan karena kebiasaan penutur menggunakanbahasa ibu ke dalam bahasa kedua.Hal semacam ini banyak terjadi dalam tuturan santri, dimana santri berasal dari berbagaidaerah yang berbeda-beda. Sehingga interferensi yang terdapat dalam pesantren tersebut menarikuntuk dikaji lebih dalam agar memberikan wawasan lebih pada tataran linguistik. Interferensi inidikaji menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif diambil karena sumber data yangdiambil berupa data mengenai deskripsi orang, benda, tempat, dan percakapan orang. Data yangsudah didapat kemudian diolah dan dianalisis berdasarkan teori yang digunakan, khususnya teoriinterferensi dari Weinrich.Penelitian dilakukan di satu Yayasan Pondok Pesantren yang memiliki lima asramadengan lokasi berbeda dan santri yang beragam dari penjuru Indonesia. Hasil dari penelitianmengenai interferensi ditemukan tuturan santri yang mengandung interferensi sebanyak 55 tuturan.Selain itu juga dipaparkan mengenai faktor apa saja yang memengaruhi terjadinya interferensipada tuturan santri.Kata Kunci: Interferensi Santri, Bentuk, dan Faktor
Copyrights © 2019