Tanjung Jabung Barat Regency in the hilly part is one of the central oil palm in Indonesian with a high dependence of economic changing, so it has the potential to receive threats and be vulnerable to the decreasing of Worlds price of CPO. Indicator of exsposure, sensitivity, adaptive capacity are grouped by cluster method and weighting with AHP method to get an index of vulnerability which further verified trought field survey. The results of spatial analysis show that difference in the level of vulnerability have a significant relationship to accesibility, the existence of growth centers and goverment centers in the study area. High and very high vulnerability class regions are regions with high levels of exposure, low levels of sensitivity and low levels of adaptive. The region with PIR-Trans (transmigrasi) plantation patterns tends to have higher levels of vulnerability than that of self-reliant (swadaya) plantation patterns. Based on factual conditions and statistical test, applications of hierarchical cluster method is more appropriate to illustrate the vulnerability of the region to the worlds CPO price decline in Tanjung Jabung Barat compared to that of using k-means method.Kabupaten Tanjung Jabung Barat Bagian Hulu merupakan salah satu sentral utama kelapa sawit di Indonesia dengan tingkat ketergantungan ekonomi yang sangat tinggi, sehingga berpotensi menerima ancaman dan rentan terhadap penurunan harga CPO dunia. Indikator keterpaparan, sensitivitas dan kapasitas adaptif dikelompokkan dengan metode kluster dan pembobotan menggunakan metode AHP untuk mendapatkan indeks kerentanan yang selanjutnya diverifikasi melalui survei lapangan. Hasil analisis keruangan menunjukkan bahwa perbedaan tingkat kerentanan memiliki keterkaitan yang cukup nyata terhadap aksessibilitas, keberadaan pusat-pusat pertumbuhan dan pusat pemerintahan di daerah penelitian. Wilayah kelas kerentanan tinggi dan sangat tinggi merupakan wilayah dengan tingkat keterpaparan tinggi, tingkat sensitivitas rendah dan tingkat kapasitas adaptif yang rendah terhadap penurunanan harga CPO dunia. Wilayah dengan pola perkebunan PIR-Trans cenderung memiliki tingkat kerentanan yang lebih tinggi dibandingkan wilayah dengan pola perkebunan swadaya. Berdasarkan kondisi faktual dan uji statistik, penerapan metode hierarchical cluster lebih sesuai untuk menggambarkan kerentanan wilayah terhadap penurunan harga CPO dunia di Tanjung Jabung Barat dibandingkan dengan menggunakan metode k-mean cluster
Copyrights © 2019