Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

KERENTANAN WILAYAH TERHADAP PENURUNAN HARGA CRUDE PALM OIL (CPO) DUNIA DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT BAGIAN HULU Almegi, Almegi
Jurnal Spasial Vol 6, No 3 (2019)
Publisher : Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22202/js.v6i3.4041

Abstract

Tanjung Jabung Barat Regency in the hilly part is one of the central oil palm in Indonesian with a high dependence of economic changing, so it has the potential to receive threats and be vulnerable to the decreasing of Worlds price of CPO. Indicator of exsposure, sensitivity, adaptive capacity are grouped by cluster method and weighting with AHP method to get an index of vulnerability which further verified trought field survey. The results of spatial analysis show that difference in the level of vulnerability have a significant relationship to accesibility, the existence of growth centers and goverment centers in the study area. High and very high vulnerability class regions are regions with high levels of exposure, low levels of sensitivity and low levels of adaptive. The region with PIR-Trans (transmigrasi) plantation patterns tends to have higher levels of vulnerability than that of self-reliant (swadaya) plantation patterns. Based on factual conditions and statistical test, applications of hierarchical cluster method is more appropriate to illustrate the vulnerability of the region to the worlds CPO price decline in Tanjung Jabung Barat compared to that of using k-means method.Kabupaten Tanjung Jabung Barat Bagian Hulu merupakan salah satu sentral utama kelapa sawit di Indonesia dengan tingkat ketergantungan ekonomi yang sangat tinggi, sehingga berpotensi menerima ancaman dan rentan terhadap penurunan harga CPO dunia. Indikator keterpaparan, sensitivitas dan kapasitas adaptif dikelompokkan dengan metode kluster dan pembobotan menggunakan metode AHP untuk mendapatkan indeks kerentanan yang selanjutnya diverifikasi melalui survei lapangan. Hasil analisis keruangan menunjukkan bahwa perbedaan tingkat kerentanan memiliki keterkaitan yang cukup nyata terhadap aksessibilitas, keberadaan pusat-pusat pertumbuhan dan pusat pemerintahan di daerah penelitian. Wilayah kelas kerentanan tinggi dan sangat tinggi merupakan wilayah dengan tingkat keterpaparan tinggi, tingkat sensitivitas rendah dan tingkat kapasitas adaptif yang rendah terhadap penurunanan harga CPO dunia. Wilayah dengan pola perkebunan PIR-Trans cenderung memiliki tingkat kerentanan yang lebih tinggi dibandingkan wilayah dengan pola perkebunan swadaya. Berdasarkan kondisi faktual dan uji statistik, penerapan metode hierarchical cluster lebih sesuai untuk menggambarkan kerentanan wilayah terhadap penurunan harga CPO dunia di Tanjung Jabung Barat dibandingkan dengan menggunakan metode k-mean cluster
Enviromental Monitoring of Land Subsidence in The Coastal Area of Padang City Using Sentinel 1 Sar Dataset Fajrin, Fajrin; Almegi, Almegi; Bakari, Aljunaid; Ramadhan, Risky; Antomi, Yudi
Sumatra Journal of Disaster, Geography and Geography Education Vol 5 No 1 (2021): Sumatra Journal of Disaster, Geography and Geography Education (June Edition)
Publisher : Sumatra Journal of Disaster, Geography and Geography Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.748 KB) | DOI: 10.24036/sjdgge.v5i1.359

Abstract

The land surface in the Padang City is thought to be experiencing a continuous relative subsidence due to natural processes and man-made activities. Factors that affect land subsidence include earthquakes, sea level rise, infrastructure development, sediment transport, and excessive use of groundwater sources. The purpose of this research is to map the rate of land subsidence which is processed from the Sentinel 1-A radar, satellite imagery using the Differential Synthetic Aperture Radar (DInSAR) method. The data used are two pairs of Sentinel-1A level 1 Single Looking Complex (SLC) imagery which were acquired in 2018 and 2019. Image processing is carried out by filtering and multilooking techniques on Synthetic Aperture Radar (SAR) images. The following process changes the phase unwrapping to the ground level phase using phase displacement. Land subsidence in 2018–2019 from DInSAR processing reached -10.5 cm / year. The largest land subsidence occurred in North Padang with an average of -7.64 cm/year. Land subsidence in the Padang City, which is located near the estuary, is due to the nature of the alluvial sediment material. The use of Sentinel 1 SAR remote sensing data can provide important information in the context of mitigating land subsidence in the Padang City. Therefore, we need the right policies to handle future land subsidence cases. Land subsidence mapping is one of the factors that determine the vulnerability of coastal areas to disasters
Kearifan Lingkungan Masyarakat Adat Kenagarian Rumbio, Kabupaten Kampar dalam Menjaga Kelestarian Hutan Almegi, Almegi
TSAQIFA NUSANTARA: Jurnal Pembelajaran dan Isu-Isu Sosial Vol 1, No 01 (2022): Vol. 01 No. 01 2022 (Maret)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.233 KB) | DOI: 10.24014/tsaqifa.v1i1.16544

Abstract

Hutan larangan adat Kenagarian Rumbio adalah salah satu hutan hujan primer dataran rendah dengan minim hambatan fisik untuk dikonversi menjadi lahan budidaya, tetapi tetap lestari selama beradad-abad. Hal ini menarik untuk ditelisik dari kondisi sosial-budaya masyarakat sekitar, yaitu masyarakat adat Kenagarian Rumbio. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji tentang kearifan lingkungan masyarakat adat Kenagarian Rumbio dalam menjaga kelestarian hutan larangan adat. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dengan cara induktif berlandaskan paradigma fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kearifan lingkungan dalam menjaga kelestarian hutan larangan adat telah mengakar kuat di tengah-tengah masyarakat adat yang bersumber dari adanya mitologi dan sejarah hutan yang kemudian melahirkan nilai-nilai yang diyakini masyarakat adat terkait interaksinya dengan hutan tersebut. Kearifan lingkungan dalam pengelolaan hutan larangan adat dapat dilihat dari peran ninik mamak sebagai penjaga nilai-nilai luhur dalam bentuk aturan adat dan anak kemenakan sebagai individu yang taat terhadap aturan tersebut. Aturan-aturan adat tidak tertulis terkait hutan larangan adat terus dipertahankan dengan penjatuhan sanksi kepada anak kemenakan ataupun masyarakat di luar Kenagarian Rumbio yang melanggar aturan tersebut. Kata kunci: hutan larangan adat, kearifan lingkungan, masyarakat adat
RELEVANSI LUBUK LARANGAN DESA BANDUR PICAK SEBAGAI SUMBER BELAJAR GEOGRAFI UNTUK MENDUKUNG IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA Almegi, Almegi; Amelia, Hutri Rizki; Ismail, Ismail
TSAQIFA NUSANTARA: Jurnal Pembelajaran dan Isu-Isu Sosial Vol 3, No 02 (2024): Vol. 03. No. 02 2024 (September)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/tsaqifa.v3i2.32073

Abstract

ABSTRACT The uniqueness of the Lubuk Larangan phenomenon in Bandur Picak Village can be used as a contextual geography learning resource to support the implementation of the Merdeka curriculum. The purpose of this study was to describe the Lubuk Larangan phenomenon so that it can be used as a Geography learning resource. The method used in this research is descriptive quantitative. Data collection techniques including field observations, in-depth interviews with key informants, and documentation. Data validation uses triangulation with the Miles and Huberman approach. The research results show that the Lubuk Larangan phenomenon is relevant as a contextual learning resource for Geography, in phase F with Learning Outcomes “Biodiversity of Indonesia and the World”, especially in sub-material “success in conservation flora and fauna”. Next, Learning Outcomes “Disasters and the Environment” especially in sub-material “The environment as a sustainable living habitat”. Field observations by students and teachers follow the stages of contextual learning which are integrated with Learning Outcomes is an alternative contextual learning model that utilizes the environment around the school.  As a learning resource, the Lubuk Larangan location is easy to access, with a short distance from the residential area (about 5 minutes), safe from wild animals and and potential criminality. Distance from the nearest high school is SMAN 2 Koto Kampar Hulu relatively close (3.5 km). So it is suitable to be used as an alternative source of contextual learning for geography.Keyword: Contextual Learning, Geography Learning Resources, Lubuk                   Larangan, Merdeka Curriculum.ABSTRAKKeunikan fenomena Lubuk Larangan Desa Bandur Picak dapat dijadikan sebagai sumber belajar Kontekstual Geografi untuk mendukung implementasi kurikulum merdeka. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena Lubuk Larangan untuk dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar Geografi. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptik kualitatif dengan teknik pengumpulan data meliputi pengamatan lapangan, wawancara mendalam terhadap informan kunci, dan dokumentasi. Validasi data menggunakan trianggulasi dengan pendekatan Miles dan Huberman. Hasil penelitian menujukkan fenomena Lubuk Larangan relevan sebagai sumber belajar kotekstual Geografi, yaitu pada fase F dengan Capaian Pembelajaran “Keanekaragaman Hayati Indonesia dan Dunia”, terkhusus pada sub materi “praktek baik dan keberhasilan dalam pelestarian flora dan fauna” dan Capaian Pembelajaran “Kebencanaan dan Lingkungan Hidup”, khususnya pada sub materi “Lingkungan sebagai habitat hidup berkelanjutan”. Observasi lapangan oleh siswa bersama guru mengikuti tahapan pembelajaran kontekstual yang diintegrasikan dengan Capaian Pembelajaran merupakan alternatif model pembelajaran kontekstual dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah. Sebagai sumber belajar, lokasi Lubuk Larangan mudah diakses dengan jarak tempuh yang singkat dari permukiman (sekitar 5 menit), aman dari binatang buas dan potensi kriminalitas, dan jarak dari SMA terdekat, yaitu SMAN 2 Koto Kampar Hulu relatif dekat (3,5 km), sehingga layak untuk dijadikan sebagai salah satu alternatif sumber belajar kontekstual Geografi.Kata Kunci: Kurikulum Merdeka, Lubuk Larangan, Pembelajaran Kontekstual,                   Sumber Belajar Geografi 
Analisis Spasial-Temporal Sebaran Titik Panas (Hotspot) sebagai Indikator Terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan di Pulau Rupat Almegi, Almegi; Ilham, Risky
Media Komunikasi Geografi Vol. 25 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v25i2.83646

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan distribusi spasial dan temporal hotspot sebagai indikator wilayah dilanda kebakaran hutan dan lahan beserta faktor lingkungan yang mempengaruhi yang dibatasi pada curah hujan, tipe tanah dan penutup lahan. Pendekatan dalam penelitian adalah deskriptif kuantitatif dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografi dalam pengumpulan, pengolahan dan analisis data berbasis keruangan. Metode gridding digunakan untuk mendapat kepadatan hotspot bulanan, spatial joint untuk analisis intensitas jumlah dan sebaran hotspot berdasarkan parameter lingkungan, dan uji korelasi untuk melihat hubungan hotspot dengan parameter lingkungan.  Hasil analisis menunjukkan, secara spasial hotspot di Pulau Rupat selama 10 tahun (2013-2022) terkonsentrasi pada tipe tanah gambut dengan tutupan lahan berupa lahan terbuka bekas land clearing dan belukar bekas land clearing. Uji korelasi menunjukkan variasi penutup lahan berpengaruh nyata terhadap jumlah hotspot dengan hubungan yang sangat tinggi (P-value 0,815 signifikan pada probabilitas 0,002). Secara temporal kemunculan hotspot berpengaruh nyata dan cenderung berkesesuaian dengan pola curah hujan bulanan (p-value -0,303 signifikan pada probabilitas 0,001) dengan hubungan yang tergolong rendah, namun curah hujan minimum dan maksimum signifikan berpengaruh nyata terhadap peningkatan dan penurunan hotspot.
Analisis Potensi Banjir di Sungai Subayang Fatmawati, Fatmawati; Almegi, Almegi; Delita, Fitra
EL-JUGHRAFIYAH Vol 4, No 2 (2024): El-Jughrafiyah : August, 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jej.v4i2.31731

Abstract

Perubahan fisik sungai berkaitan erat dengan pemanfaatan lahan di DAS yang tidak terkendali dan tidak berwawasan lingkungan yang akhirnya meninggalkan banyak kerusakan disekitarnya. Perubahan itulah yang saat ini terjadi pada Daerah Aliran Sungai Subayang salah satu DAS yang ada di Desa Gema. Permasalahan banjir yang sering terjadi pada daerah sungai adalah sebagai akibat dari beberapa aktivitas manusia antara lain aktivitas penambangan bahan galian mineral dan pendulangan intan merupakan kontribusi terjadinya kerusakan DAS tersebut, sehingga mendorong terjadinya erosi dan sedimentasi serta pendangkalan dan penyempitan alur sungai. Keadaan demikian memacu terjadinya peluapan air disepanjang alur sungai, sehingga banyak pemukiman dan lahan pertanian penduduk yang terendam air.
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Peserta Didik Kelas X Fase E1 Semester Ganjil TP 2024/2025 Di SMA Negeri 2 Pangkalan Norma, Getrina Putri; Prasetya, Sukma Perdana; Murtini, Sri; Almegi, Almegi
EL-JUGHRAFIYAH Vol 5, No 1 (2025): El-Jughrafiyah : February, 2025
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jej.v5i1.35776

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas X Fase E 1 Semester Ganjil TP 2024/2025 di SMA Negeri 2 Kec. Pangkalan Koto Baru. Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran Geografi, dengan menggunakaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas dengan dua siklus. Kegiatan ini dilaksanakan pada Oktober 2024. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Kec. Pangkalan Koto Baru yang berlokasi di JL. Lintas Sumbar-Riau KM-75 Kecamatan Pangkalan Koto Baru Kabupaten Limapuluh Kota Provinsi Sumatera Barat. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas X Fase E1 yang berjumlah 26 peserta didik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas belajar peserta didik dari siklus ke siklus meningkat. Peningkatan terjadi pada setiap indikator dengan rata-rata persentase siklus 1 yaitu 73,7 % dan siklus 2 sebesar 81,8% sehingga dapat diketahui peningkatan aktivitas belajar peserta didik dalam 2 siklus sebesar adalah 80,2%. Artinya aktivitas belajar peserta didik masuk dalam kategori tinggi (tercapai). Kesimpulannya, model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik pada pembelajaran Geografi.
Pengembangan Wilayah Desa Wisata Bahari Berbasis Masyarakat Zis, Sirajul Fuad; Yonariza, Yonariza; Tanjung, Hery Bachrizal; Arif, Ernita; Almegi, Almegi
EL-JUGHRAFIYAH Vol 5, No 1 (2025): El-Jughrafiyah : February, 2025
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jej.v5i1.36612

Abstract

Potensi wilayah di kawasan bahari dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai objek wisata. Salah satu objek pembangunan yang dapat menambah pendapatan masyarakat yakni wisata yang dikelola secara langsung oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk pemanfaatan wilayah menjadi objek wisata, yang dapat meningkatkan ekonomi kerakyatan dengan wisata bahari. Kebaruan penelitian ini terdapat pada potensi pengembangan wilayah oleh masyarakat dapat dikelola untuk pertumbuhan desa yang kuat. Metode penelitian yakni kualitatif deskriptif dengan data primer dari 9 informan dengan pengumpulan wawancara mendalam dan data sekunder dari dokumen yang berkaitan isu wisata bahari. Penelitian dilakukan di tiga lokasi yaitu Desa Wisata Amping Parak di Kabupaten Pesisir Selatan, Desa Wisata Teluk Buo di Kota Padang, dan Desa Wisata Apar di Kota Pariaman, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Hasil penelitian menemukan bahwa Pengembangan Wilayah Desa Wisata Bahari berbasis Masyarakat dibutuhkan Status Lahan Sumber Daya Bahari, Kepemimpinan yang Terbuka, dan Stakeholders yang dapat membantu pengembangan desa wisata.
PENGARUH PEMAHAMAN BELAJAR GEOGRAFI TERHADAP SIKAP PEDULI LINGKUNGAN PESERTA DIDIK DI SMAN 2 TAMBANG Kosim, Muhammad; Almegi, Almegi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi Vol 10, No 3 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimpgeo.v10i3.35160

Abstract

Salah satu aspek afektif dari mempelajari Geografi adalah memupuk kepedulian peserta didik terhadap lingkungan, mengembangkan sikap melindungi dan tanggung jawab terhadap lingkungan hidup, dan mengembangkan kepekaan terhadap permasalahan dalam pemanfaatan sumber daya alam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara pemahaman belajar Geografi terhadap sikap peduli lingkungan peserta didik pada materi Lingkungan Hidup dan Kependudukan di kelas XI SMAN 2 Tambang, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan metode analisis regresi linier sederhana. Sampel dalam penelitian ini ditentukan secara total sampling dengan besaran populasi 228 peserta didik. Data pemahaman belajar dikumpulkan dari nilai hasil belajar peserta didik pada materi Lingkungan sebagai Habitat Berkelanjutan dan data sikap peduli lingkungan dikumpulkan melalui angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman belajar Geografi berpengaruh signifikan terhadap sikap peduli lingkungan peserta didik dengan nilai F hitung dari F tabel (313.100 3.88) pada taraf keyakinan 0,05. Persamaan regresi yang dihasilkan Y = 19.315 + 0.765 X, dimana pemahaman belajar Geografi berpengaruh positif terhadap sikap peduli lingkungan peserta didik dengan Koofesien Determinasi 0.581, artinya pemahaman belajar Geografi memiliki pengaruh sebesar 58.1% terhadap sikap peduli lingkungan dan 41.9% dipengaruhi variabel lainnya. Pengaruh postif artinya peningkatan hasil belajar Geografi berpengaruh terhadap meningkatnya sikap peduli lingkungan peserta didik. Temuan ini menegaskan bahwa pembelajaran geografi tidak hanya membentuk aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif yang berkaitan dengan perilaku lingkungan peserta didik
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GEOGRAPHICAL INQUIRY TERHADAP BERPIKIR ANALITIS SISWA PADA MATERI GEOGRAFI DI MA AL-KAUTSAR Isa, Muhammad; Almegi, Almegi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi Vol 10, No 3 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimpgeo.v10i3.35357

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan model pembelajran Geoghraphical Inquiry terhadap kemampuan berpikir analitis siswa pada materi hidrosfer di kelas X MA Al-Kautsar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode quasi eksperimen desain non equivalent control grup design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang terdiri dari empat kelas. Penarikan sampel ditentukan dengan teknik purposive sampling dimana siswa kelas X-A untuk kelas eksperimen dengan perlakuan menggunakan model pembelajaran Geoghraphical Inquiry dan siswa kelas X-B untuk kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Analisis data penelitian menggunakan statistik parametrik dengan uji beda (uji t) dan uji N-Gain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Geoghraphical Inquiry pada kelas eksperimen memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir analitis siswa pada materi hidrosfer. Hal ini dibuktikan dengan uji independent sample test kelas eksperimen dan kontrol, tidak ada perbedaan saat pretest (t-hitung t-tabel /0,432 2,0117), dan ada perbedaan signifikan pada posttest (t-hitung t-tabel /4,929 2,0117). Berdasarkan uji paired sample test, baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol terdapat perbedaan nilai antara pretest dan postest (t-hitung t-tabel 19,762 2,0117 pada kelas eksperimen dan 7,359 2,0117 pada kelas kontrol) yang menunjukkan bahwa kedua perlakuaan berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir analitis. Namun, pengaruh yang lebih besar ditunjukkan pada kelas eksperimen dengan rata rata N-Gain skor 69,34 (kategori sedang), dibandingkan rata-rata N-Gain skor kelas kontrol sebesar 17,04 (kategori rendah).