Wacana periklanan tidak hanya dipahami sebagai wacana netral, tetapi wacana periklanan juga memiliki agenda politik di baliknya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana wacana poskolonial yang digambarkan dalam iklan Enfagrow A+ di Indonesia. Penelitian ini memanfaatkan perspektif orientalisme yang digagas oleh Edward Said. Penelitian ini menggunakan metode analisis wacana kritis model Sara Mills dengan didukung video iklan, buku, dan artikel ilmiah yang relevan dengan penelitian sebagai sumber data. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengunduh video iklan untuk dianalisis, menuliskan narasi iklan sebagai data pendukung, mencari informasi produk melalui web resmi, membaca buku tentang teori dan metode yang relevan dengan penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah mengamati iklan yang berupa narasi dan tindakan model dalam iklan, menangkap video, dan menganalisis iklan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dalam pembentukan wacana iklan Enfagrow A+ di Indonesia dan di Barat. Proses visualisasi iklan Enfagrow A+ di negara Indonesia vs Barat menggambarkan keadaan Indonesia yang dimarjinalkan, sehingga dapat disimpulkan bahwa Timur adalah konsumen ilmu pengetahuan Barat.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2020