Tanaman kelapa sawit harus direplanting jika sudah memasuki usia 25 tahun. Areal replanting tanaman kelapa sawit yang terbuka akan membuat tanah menjadi kering, padat dan akan mudah tercuci sehingga akan menjadi kurang subur. Oleh karena itu diperlukan upaya konservasi tanah. Pola tanam tumpangsari dapat dijadikan alternative untuk melakukan konservasi tanah pada areal replanting kelapa sawit. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Institut Pertanian Bogor mulai bulan Februari 2018 sampai Mei 2018. Rancangan percobaan secara rancangan kelompok lengkap teracak dengan 3 kali ulangan. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu monokultur jagung, monokultur kacang tanah, tumpangsari 1 baris jagung + 1 baris kacang tanah dan tumpangsari 1 baris jagung + 2 baris kacang tanah. Hasil pertumbuhan tanaman jagung menunjukkan bahwa perlakuan tumpangsari menghasilkan pertumbuhan tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun yang lebih baik dibandingkan tanaman monokultur jagung. Hasil yang sama juga ditunjukkan pada tanaman kacang tanah dimana perlakuan tumpangsari menunjukkan pertumbuhan tanaman kacang yang lebih baik dibandingkan monokultur kacang tanah. Pada peubah hasil tanaman per ha menunjukkan bahwa perlakuan monokultur jagung menghasilkan hasil per ha yang lebih tinggi dibandingkan system tumpangsari. Perlakuan monokultur jagung dan kacang tanah menghasilkan hasil per ha lebih besar dibandingkan perlakuan tumpangsari. Akan tetapi nisbah kesetaraan lahan (NKL) perlakuan tumpangsari menunjukkan hasil >1. Nisbah kesetaraan lahan perlakuan tumpangsari 1 baris jagung + 1 baris kacang tanah yaitu 1.40 dan tumpangsari 1 baris jagung+ 2 baris kacang tanah yaitu 1.46.
Copyrights © 2020