Ada sebuah kecenderungan dari sebagian penyair kontemporer untuk mempublikasikan sajak-sajak mereka melalui media sosial berbasis aplikasi Instagram (atau Insta-poetry). Hal ini kemudian berkembang menjadi tren dan membentuk fenomena baru dalam dunia kesusastraan khususnya genre puisi. Kehadiran Insta-poetry kemudian mengundang perdebatan dan polemik dalam kritik sastra terkini. Beberapa kritikus meragukan kualitas dari puisi instagram yang populer ini, terutama menyangkut kualitas craftmanship dan intellectualism. Oleh sebab di atas, maka penelaahan terhadap aspek-apek kesusastraan (literary device) sangat diperlukan untuk menjawab polemik di atas. Buku kumpulan puisi Love and Misadventure (2014) kemudian dijadikan objek material dalam penelitian ini. Dengan menggunakan kritik formalisme yang berfokuskan kepada majas/gaya bahasa metafora, maka dapat disimpulkan bahwa karya Leav masih memanfaatkan majas metafora dalam beberapa tingkatan. Leav juga melakukan serangkaian inovasi dalam pendayagunaan metafora yang mana disesuaikan dengan semangat zaman agar karyanya dapat diterima oleh masyarakat luas.
Copyrights © 2020