Callosum Neurology Journal : Jurnal Berkala Neurologi Bali
Vol 3 No 2 (2020): Callosum Neurology Journal

CURIGA RUPTUR ARTERIOVENOUS MALFORMATION PADA KEHAMILAN PRETERM

Adriana Marsha Yolanda (Departemen Neurologi, FK Universitas Udayana/RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Indonesia)
I Gede Supriadhiana (Departemen Neurologi, FK Universitas Udayana/RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Indonesia)
Anak Agung Ayu Putri Laksmidewi (Departemen Neurologi, FK Universitas Udayana/RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Indonesia)
Ketut Widyastuti (Departemen Neurologi, FK Universitas Udayana/RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Indonesia)



Article Info

Publish Date
31 May 2020

Abstract

Latar Belakang: AVM merupakan penyebab paling utama perdarahan intrakranial pada usia muda. Penyebab perdarahan intraserebral paling sering pada kehamilan adalah ruptur AVM. Risiko terjadinya ruptur AVM diperkirakan sebanyak 3.5%. Perdarahan intraserebral pada kehamilan jarang ditemukan, tetapi memiliki morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Saat ini, penatalaksanaan dinilai secara individual dan seringkali menjadi dilema bagi para klinisi. Laporan Kasus: Pasien perempuan, 22 tahun, saat ini sedang hamil anak pertama dengan usia kehamilan 29 minggu datang dengan keluhan utama kelemahan separuh tubuh kanan, yang terjadi mendadak saat sedang duduk. Selain kelemahan separuh tubuh kanan, pasien juga mengeluhkan adanya nyeri kepala, yang dirasakan berdenyut, di seluruh bagian kepala dengan intensitas sedang-berat. Pasien juga sempat muntah 2 kali.Keluhan kesemutan separuh tubuh kanan, bibir mencong, bicara pelo terjadi bersamaan dengan kelemahan separuh tubuh kanan. Diskusi: Pemilihan terapi pada ruptur AVM memiliki banyak pertimbangan. Saat ini belum didapatkan standar penanganan ruptur AVM selama kehamilan. Pasien dengan ruptur AVM memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya perdarahan ulang, 4 kali lebih besar dibandingkan AVM yang tidak ruptur. Angka kejadian untuk terjadinya ruptur tinggi dalam 1 tahun sejak onset perdarahan pertama kali. Beberapa pilihan penanganan AVM yang ada saat ini mencakup penanganan konservatif dan operatif. Penanganan operatif meliputi reseksi, radiosurgery stereotactic, embolisasi endovascular dan kombinasi. Tujuan utamanya adalah mencegah adanya perdarahan ulang. Simpulan: Pecahnya pembuluh darah AVM, memiliki risiko untuk terjadi perdarahan ulang sebanyak 6%-15,8% dalam 1 tahun pertama. Penatalaksanaan operatif diperlukan, tetapi belum ada standar penanganan yang baku mengenai waktu dilakukannya penanganan operatif Kata Kunci: Perdarahan Serebral, Arteriovenous Malformations, Kehamilan

Copyrights © 2020






Journal Info

Abbrev

callosumneurology

Publisher

Subject

Health Professions Medicine & Pharmacology Neuroscience

Description

Callosum Neurology Journal is an official journal managed by The Indonesia Neurological Association XXV Branch of Denpasar. This journal is open access to the rules of peer-reviewed journaling which aims as scientific publications and sources of actual information in the field of neurology and ...