Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK)
Vol 3, No 7 (2014): Juli 2014

ANALISIS HISTORIS DAN FUNGSI TARI AMBOYO PADA UPACARA NAIK DANGO

Aprisa, Maria Yesi (Unknown)
Sanulita, Henny (Unknown)
Fretisari, Imma (Unknown)



Article Info

Publish Date
15 Jul 2014

Abstract

Abstark: Penelitian ini dilatarbelakangi untuk mengetahui latar belakang sejarah Tari Amboyo dimasa lampau yang menjadi suatu ciri khas tari tradisi pada suku Dayak Kanayatn Bukit. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan bentuk kualitatif, dengan sumber data Adiran, Maniamas Miden, dan Dalena Amin yang mengetahui tentang tari Amboyo di Desa Saham. Data tersebut adalah hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pada tahun 1953 Tari Amboyo untuk pertama kali mulai ditampilkan dalam upacara Naik Dango di Desa Saham Kabupaten Landak, yang pada saat itu menjadi tuan rumah untuk menyelenggarakan upacara Naik Dango di Rumah Radakng. Tarian Amboyo merupakan bagian dari fungsi upacara keagamaan atau yang dikenal sebagai upacara adat. Sebelum masyarakat merayakan upacara Naik Dango ada proses tahapan yang harus dilaksanakan oleh masyarakat suku Dayak Kanayatn pada umumnya Amboyo adalah hasil akhir dari keseluruhan proses upacara Naik Dango, karena Tari Amboyo dipercaya masyarakat sebagai pengantar doa dan ucapan syukur masyarakat kepada Jubata.   Kata Kunci: Tari Amboyo, Naik Dango.   Abstract: The aim of this research is to known the story of Amboyo dance in the past which has been the characteristic of Dayaknese Kanayatn Bukit culture. The method that is used in this research is descriftive analysis in from qualitative, when the source of the data are coming from Adiran, Maniamas Miden, and Dalena Amin which are known fully about Amboyo dance in Saham village. Moreover, the writer used interview, observation and documentation as the technique. On 1953 Amboyo traditional dance was first swown on Naik Dango ceremony in Saham village, Landak Region which was the host of the ceremony at that time in Radakng house. Amboyo dance also becomes part of religion ritual or known as culture ritual. Before the indigenous people celebrate Naik Dango ritual, there was the process that has to be done by Dayaknese people. Amboyo is the final result from Naik Dango ritual, because Amboyo dance can be trusted by the indigenous people as opening pray and gratitude to God, known as Jubata.   Key word: Amboyo dance, Naik Dango.

Copyrights © 2014






Journal Info

Abbrev

jpdpb

Publisher

Subject

Decision Sciences, Operations Research & Management Education Languange, Linguistic, Communication & Media Mathematics Other

Description

Journal of Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK) is a peer-reviewed journal which focuses on topics related to education and science in various teaching and learning fields. JPPK invites researchers, lecturers, teachers from various levels such as elementary and secondary levels of ...