Penjadwalan proyek berperan penting terhadap keberhasilan pelaksanaan proyek konstruksi. Pada pelaksanaan Pembangunan Gedung Budaya Narmada, digunakan kurva S (S-Curve) dan diagram batang (Bar Chart) dalam penjadwalan pekerjaan sehingga tidak diketahui secara spesifik hubungan ketergantungan antar kegiatan dan dampak keterlambatan suatu kegiatan terhadap jadwal keseluruhan proyek. Masalah lain dalam penjadwalan adalah menentukan durasi dan jumlah tenaga kerja pada proyek dengan jumlah kegiatan yang banyak. Kesalahan dalam menentukan durasi dan jumlah tenaga kerja di awal pelaksanaan akan berdampak pada pengalokasian tenaga kerja dengan fluktuasi yang tinggi, serta penambahan atau pengurangan jumlah tenaga kerja sepanjang pelaksanaan. Untuk itu perlu suatu metode yang dapat membantu dalam keputusan penentuan durasi dan jumlah tenaga kerja. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah dengan model optimasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan bentuk model matematis pada penjadwalan pelaksanaan pembangunan Gedung Budaya Narmada, sehingga dapat ditentukan waktu pelaksanaan dan jadwal alokasi tenaga kerja yang optimal sehingga pelaksanaan lebih efektif dan efisien. Pemodelan dilakukan dengan melakukan analisa terhadap data-data sekunder pelaksanaan pekerjaan. Prinsip yang digunakan dalam analisa pemodelan adalah dengan penjadwalan ulang menggunakan metode diagram preseden (PDM) dan metode lintasan kritis (CPM) yang dikonversi ke dalam model optimasi dalam bentuk persamaan matematis yang dapat diselesaikan dengan pemrograman linier. Penyelesaian persamaan model optimasi dilakukan dengan program bantu Excel Solver. Hasil optimasi kemudian dibandingkan dengan hasil analisa durasi dan jadwal alokasi tenaga kerja jadwal pelaksanaan awal. Hasil pemodelan adalah berupa fungsi minimum, yaitu meminimumkan fungsi biaya (Z), dengan memaksimumkan variabel durasi (d). Batasan utama adalah jumlah durasi pekerjaan pada setiap rangkaian kegiatan lebih besar atau sama dengan satu dan kurang dari atau sama dengan durasi maksimal pelaksanaan pekerjaan. Total durasi pelaksanaan pekerjaan pada jadwal hasil optimasi adalah sebesar 148 hari, menghasilkan alokasi jumlah tenaga kerja maksimum mingguan yang lebih kecil dibandingkan dengan jadwal awal dengan perbedaan alokasi tenaga kerja yang signifikan. Selain itu jadwal hasil optimasi menghasilkan biaya tenaga kerja yang lebih kecil serta efektifitas pengalokasian tenaga kerja yang lebih baik dibandingkan dengan jadwal awal.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2016