Sebagai ahli waris zaman renaissance, filsafat zaman modern memang bercorak “antroposentris”’, artinya yang menjadi pusat perhatian adalah alam, manusia, masyarakat, dan sejarah.' Hal ini kiranya dapat dilihat dalam perkembangan filsafat Prancis pada abad ke 19 M. Filsafat itu berhubungan erat dengan usaha-usaha idealistis untuk memperbaiki keadaan masyarakat. Sesuai dengan cita-cita luhur revolusi Prancis “kebebasan, persamaan, dan persaudaraan”, dicanangkan suatu rencana“utopis’’ untuk masyarakat. Utopis berasal dari kata Yunani “utopia”,artinya suatu negara teladan yang belum ada, tetapi yang berfungsi sebagai model yang mau direalisasikan dengan usaha bersama-sama . Auguste Comte adalah filosof Perancis yang menekuni sosiologi. Bertotak dari sosiologi sebagai ilmu eksakta, ia melihat bahwa perkembangan intelektual intelektual manusia ada tiga tahap, yaitu teologis,metrafisis, dan positif. Yang pertama diibaratkan oleh Aguste Comte sebagai kanak-kanak, yang kedua sebagai pemuda, dan yang ketiga sebagai orang dewasa. Pada tahap yang terakhir inilah manusia menganggap bahwa yangberarti itu hanya proposisi analitik yang dapat dibuktikan kebenarannya secara empiris. Pendapatnya yang demikian, dikenal dengan ‘‘positivisme”’,yaitu. suatu teori yang menolak setiap bentuk metafisika. Teori ini berkembang di Inggris dan Mesir.
Copyrights © 2009