This Author published in this journals
All Journal Al-Fath
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Auguste Comte dan Ide Positivismenya Udi Mufradi Mawardi
Al-Fath Vol 3 No 1 (2009): Juni 2009
Publisher : Department of Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/alfath.v3i1.3293

Abstract

Sebagai ahli waris zaman renaissance, filsafat zaman modern memang bercorak “antroposentris”’, artinya yang menjadi pusat perhatian adalah alam, manusia, masyarakat, dan sejarah.' Hal ini kiranya dapat dilihat dalam perkembangan filsafat Prancis pada abad ke 19 M. Filsafat itu berhubungan erat dengan usaha-usaha idealistis untuk memperbaiki keadaan masyarakat. Sesuai dengan cita-cita luhur revolusi Prancis “kebebasan, persamaan, dan persaudaraan”, dicanangkan suatu rencana“utopis’’ untuk masyarakat. Utopis berasal dari kata Yunani “utopia”,artinya suatu negara teladan yang belum ada, tetapi yang berfungsi sebagai model yang mau direalisasikan dengan usaha bersama-sama . Auguste Comte adalah filosof Perancis yang menekuni sosiologi. Bertotak dari sosiologi sebagai ilmu eksakta, ia melihat bahwa perkembangan intelektual intelektual manusia ada tiga tahap, yaitu teologis,metrafisis, dan positif. Yang pertama diibaratkan oleh Aguste Comte sebagai kanak-kanak, yang kedua sebagai pemuda, dan yang ketiga sebagai orang dewasa. Pada tahap yang terakhir inilah manusia menganggap bahwa yangberarti itu hanya proposisi analitik yang dapat dibuktikan kebenarannya secara empiris. Pendapatnya yang demikian, dikenal dengan ‘‘positivisme”’,yaitu. suatu teori yang menolak setiap bentuk metafisika. Teori ini berkembang di Inggris dan Mesir.
KRITIK HUSEIN AL-DZAHABI TERHADAP TAFSIR AL-KASYSYAF Udi Mufradi Mawardi; Tajudin Tajudin
Al-Fath Vol 8 No 2 (2014): Desember 2014
Publisher : Department of Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/alfath.v8i2.3061

Abstract

Al-Dzahabi mengkonseptualisasikan kritik dalam tafsir apabila mufassir cenderung menyakini kebenaran satu makna dalam menafsirkan suatu ayat tanpa melihat petunjuk dan penjelasan yang terkandung dalam lafadz al-Qur’an. Beberapa dari kalangan Syi’ah, Khawarij, Sufi dan pembaharu yang melakukan hal itu. Sehingga menimbulkan kesan untuk membela mazhabnya dengan berdasarkan nash-nash al-Qur’an. Mufassir dianggap melakukannpembelaan terhadap mazhabnya dengan menggunakan “perangkat rasionalnya”, sehingga ayat yang tidak berkaitan dalam masalah tertentu terkesan “dipaksakan”, seperti penafsiran yang dilakukan Zamakhsyari. Kritik al-Dzahabi yang ditujukan atas hasil penafsiran Zamakhsyari dalam al-Kasysyaf adalah bahwa Zamakhsyari menafsirkan al-Qur’an karena kepentingan dan pembelaan terhadap mazhabnya.
PROBLEMATIKA TERJEMAH DAN PEMAHAMAN AL-QUR’AN Udi Mufradi Mawardi; siti nurul fadilah
Al-Fath Vol 7 No 2 (2013): Desember 2013
Publisher : Department of Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/alfath.v7i2.3129

Abstract

Dalam penerjemahan Al-Quran Depag RI tahun 1989 surah al-Baqarah terdapat beberapa kesalahan dari segi gaya bahasa Indonesia yang benar di antaranya: mengandung pleonasme yaitu dua kata sinonim dan penggunaan kata ‘daripada’ yang tidak tepat. Adapun tim penerjemah Al-Qur’an Departemen Agama RI dalam menerjemahkan Al-Qur’an menggunakan dua metode (harfiyah dan tafsiriyah). Dalam proses penerjemahan, tim Depag RI menggunakan metode terjemah harfiyah lebih dulu. Setelah terjemah kata perkata jadi dan dirasa ada hal yang perlu dijelaskan lebih jauh, diberi catatan kaki atau dalam kurung untuk menjelaskan lebih lanjut.
Problematika Terjemah dan Pemahaman Al-Qur’an Udi Mufradi Mawardi; Siti Nurul Fadilah
Al-Fath Vol 13 No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Department of Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/alfath.v13i2.2897

Abstract

Dalam penerjemahan Al-Quran Depag RI tahun 1989 surah al-Baqarah terdapat beberapa kesalahan dari segi gaya bahasa Indonesia yang benar di antaranya: mengandung pleonasme yaitu dua kata sinonim dan penggunaan kata ‘daripada’ yang tidak tepat. Adapun tim penerjemah Al-Qur’an Departemen Agama RI dalam menerjemahkan Al-Qur’an menggunakan dua metode (harfiyah dan tafsiriyah). Dalam proses penerjemahan, tim Depag RI menggunakan metode terjemah harfiyah lebih dulu. Setelah terjemah kata perkata jadi dan dirasa ada hal yang perlu dijelaskan lebih jauh, diberi catatan kaki atau dalam kurung untuk menjelaskan lebih lanjut.