Belom Bahadat : Jurnal Hukum Agama Hindu
Vol 7 No 2 (2017): Belom Bahadat : Jurnal Hukum Agama Hindu

MAKNA BANTEN PARAYASCITA DALAM UPACARA NYAMBUTAN

Ni Made Ratini (Unknown)



Article Info

Publish Date
07 Aug 2019

Abstract

Manusia selalu mendambakan kehidupan sejahtera dan bahagia, suci lahir dan batin, untuk mewujudkannya ia harus menjaga hubungan yang harmonis dengan Sang pencipta (tuhan), dengan sesama manusia dan dengan lingkungan alam sekitarnya. Cara yang ditempuh untuk mewujudkan dengan melaksanakan upacara Yadnya. Upacara Yadnya memerlukan sarana yang disebut Upakara atau Banten. Salah satu upakara/Banten yang digunakan dalam Upacara Nyabutan adalah banten Prayascita.Banten parayascita dibuat berbentuk bundar dari janur kelapa gading. Unsur-unsur Banten parayascita adalah Sorohan Alit, Penyeneng, Sampaian Padma, Lis Sanjata Panca Dewata, Sampian Nagasari, Bungkak Kelapa Gading, Tirta Parayascita, beras Kuning. Banten Paryascita dipergunakan sebagai pendahuluan dari upacara Nyambutan yang berfungsi sebagai pembersihan dan penyucian leteh, kotoran dari pengaruh dasa mala di lingkungan kegiatan Upacara Nyambutan.Makna Banten Parayascita dalam Upacara Nyambutan adalah sebagai simbol penyucian rohani / alam pikiran dari pengaruh mala atau kotoran, dengan pikiran yang suci sehingga keselamatan, kesejahteraan dan kebahagiaan hidup tercapai.

Copyrights © 2017






Journal Info

Abbrev

belom-bahadat

Publisher

Subject

Religion Law, Crime, Criminology & Criminal Justice

Description

Hukum Agama Hindu sebuah tata aturan yang membahas aspek kehidupan manusia secara menyeluruh yang menyangkut tata keagamaan, mengatur hak dan kewajiban manusia baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial, dan aturan manusia sebagai warga ...