Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Vol 6, No 2 (2003): Juli 2003

PEMBERDAYAAN PETANI LAHAN SAWAH MELALUI PENGEMBANGAN KELOMPOK TANI DALAM PERSPEKTIF CORPORATE FARMING DI JAWA TIMUR

Kasijadi, F. ( Balai Pengkajian dan Teknologi Pertanian Provinsi Jawa Timur Jl. Raya Karangploso KM.4 PO Box 188 Malang 65101)
Suryadi, A. ( Balai Pengkajian dan Teknologi Pertanian Provinsi Jawa Timur Jl. Raya Karangploso KM.4 PO Box 188 Malang 65101)
, Suwono (Unknown)



Article Info

Publish Date
11 Aug 2014

Abstract

Most of lowland rice farms in East Java are small scales and managed individually. It leads to diverseproductivity, economically inefficient, and less competitive. An assessment was conducted in wet season2000/2001 with its objective of finding farmers empowerment model through the “Corporate Farming” model in aspecific location in accordance with the agreement of farmers’ groups. The study involved two farmers’ groups ofSido Mukti and Sido Makmur in Bintoyo village, Padas sub district, Ngawi district, in an irrigated land area of 100hectares. The control was Marsudi Tani farmers’ group in the same district. Results showed the farmers could notaccept “Corporate Farming” model, especially in centralized land management and land consolidation. Around 60percent of the farmers rejected the centralized land management even though they were the share holders.Appropriate farmers empowerment was the “Cooperative Farming” model in which farm inputs management andproduct marketing were handled through corporation pattern. The “Cooperative Farming” was able to lessen inputprice, decrease minimal productivity to reach break even point between 5 to 15 percent. Rice competitivenessimproved due to productivity increase by 5 to 37 percent, net profit rise by 14 to 64 percent, and highercompetitive advantage of 7 to 22 percent.Key words: farmers empowerment, cooperative farming, lowland rice farmingKegiatan pertanian lahan sawah di Jawa Timur didominasi oleh usaha skala sempit dan dikelola secaraperorangan. Hal ini menyebabkan produktivitas beragam dan secara ekonomis kurang efisien, sehingga daya sainghasil rendah. Oleh karena itu pada musim hujan 2000/2001dilakukan pengkajian dengan tujuan memperolehmodel pemberdayaan petani melalui “Corporate Farming” spesifik lokasi sesuai kesepakatan kelompok tani.Pengkajian dilaksanakan pada kelompok tani Sido Mukti dan Sido Makmur desa Bintoyo, Kecamatan Padas,Kabupaten Ngawi dengan hamparan sawah irigasi seluas 100 ha. Sebagai pembanding digunakan kelompok taniMarsudi Tani pada kecamatan yang sama. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pemberdayaan petani melaluimodel “Corporate Farming” belum dapat diterima petani, terutama penyerahan pengelolaan lahan dan konsolidasilahan. Sekitar 60 persen petani tidak bersedia lahan usahanya dikelola dalam satu manajemen dan petani sebagaipemegang saham. Pemberdayaan petani yang sesuai dan dapat diterima petani adalah model “CooperativeFarming”, yaitu pengelolaan sarana produksi dan pemasaran secara korporasi. Penerapan model “CooperativeFarming” mampu menekan harga sarana produksi, menurunkan produktivitas minimal untuk mencapai titik impas5–15 persen, dan dapat meningkatkan daya saing hasil padi, karena dapat meningkatkan produktivitas 5 – 37persen, meningkatkan keuntungan bersih 14 – 64 persen dan keunggulan kompetitif lebih tinggi 7 – 22 persen.Kata kunci : pemberdayaan petani, usahatani kooperatif, usahatani padi sawah

Copyrights © 2003






Journal Info

Abbrev

jpengkajian

Publisher

Subject

Agriculture, Biological Sciences & Forestry Engineering

Description

Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (JPPTP) adalah media ilmiah penyebaran hasil penelitian/pengkajian inovasi pertanian untuk menunjang pembangunan pertanian wilayah.Jurnal ini memuat hasil penelitian/pengkajian primer inovasi pertanian, khususnya yang bernuansa spesifik lokasi. ...