Blending adalah salah satu proses perbaikan mutu BBM dengan mencampurkan beberapa BBM yang memiliki karakteristik yang berbeda sehingga didapatkan BBM hasil blending yang sesuai dengan sales product yang diinginkan. Sebelum dilakukan blending di lapangan tentunya seorang operator melakukan perhitungan awal untuk menentukan berapa kebutuhan BBM yang diperlukan untuk menghasilkan suatu sales product yang diinginkan. Setelah dilakukan perhitungan maka dilakukan kegiatan blending di lapangan dengan segala persiapan yang ada. Ternyata, terdapat beberapa perbedaan yang terjadi antara perhitungan dan kenyataan di lapangan. Percobaan kali ini dilakukan pembandingan antara blending produk BBM yang dilakukan di laboratorium dengan hasil perhitungan teoritis yang mengacu pada teori blending Chevron Company, dimana dalam percobaan tersebut didapatkan bahwa hasil blending flash point antara produk solar dengan kerosine tidaklah berbeda jauh dengan hasil blending antara produk solar dengan kerosine yang menggunakan hitungan dengan metode Chevron. Begitupula untuk hasil blending viskositas antara produk solar dengan produk HVI 60. Tentunya hasil percobaan blending di laboratorium tidaklah sama bila di terapkan di lapangan (kilang) karena di lapangan (kilang) banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi. Dan hal ini akan menjadi khasanah/wawasan bagi Widyaiswara yang mengampu mata diklat Blending dan instruktur yang memandu praktik di laboratorium.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2012