Salah satu masalah utama yang dialami oleh konseli berkaitan dengan pilihan gaya hidup alternatif adalah fenomena LGBT. Gaya hidup alternatif yang unik ini merambah bukan saja orang dewasa, namun juga remaja belasan tahun yang notabene masih mengeyam pendidikan di sekolah. Fenomena Transgender rmempunyai potensi timbulnya masalah. Dalam konteks ini, konselor dituntut untuk bisa mengatasi dan mengantisipasi timbulnya masalah-masalah yang dialami oleh konseli. Berdasar pada kaitan penjelasan diatas, akhir-akhir ini mulai disadari perlunya memperhatikan perilaku konselor yang peduli kemslahatan yang juga diperlukan dalam masyarakat yang pluralistik. Sebagai acuan penelitian, dikemukakan satu paradigma dalam bidang konseling, yaitu pendekatan konseling peduli kemaslahatan (Wisdom-Oriented Counseling Approach) disingkat WOCA. Transgender melalui pendekatan WOCA mempunyai tujuan utama memfasilitasi konseli untuk mampu mengantisipasi dan memecahkan masalah berkaitan dengan penerimaan diri dan lingkungan serta mengembangkan potensi konseli secara optimal. Hasil penelitian membuktikan bahwa melalui konseling dengan pendekatan WOCA, dapat digunakan oleh konselor untuk mengatasi dan mengantisipasi masalah berkaitan dengan transgender counseling. Hal ini dikarenakan melalui WOCA konselor dapat mengoptimalkan kemampuan intrapersonal dan interpersonal dalam bingkai nilai-nilai kearifan dan kebijaksanaan.
Copyrights © 2020