Sudah lama dicatatkan bahwa masyarakat Buton telah melakukan kontak dan hubungan politik, ekonomi, dan agama dengan dunia luar berabad-abad lamanya. Dalam masa-masa tersebut, sebagian dari mereka telah meninggalkan negerinya menuju wilayah lain di Nusantara. Perantauan suku Buton baik dari aspek migrasi dan linguistiknya malahan telah merentasi batas antara ruang dan bahasa, batas antara geografi dan linguistik. Oleh karena itu, pembahasan ini akan menelusuri migrasi orang Buton ke Kepulauan Papua. Terbatasnya informasi yang memadai mengenai studi perantauan masyarakat Buton memungkinkan pembahasan ini tentu saja masih jauh dari kesempurnaan. Atas dasar itulah, pembahasan ini menarik untuk didiskusikan dengan harapan dapat mendorong dan membantu kita dalam memahami profil dan dinamika komunitas Buton di perantauan, khususnya lagi di Kepulauan Papua, serta kaitannya dengan isu-isu kebahasaannya. For centuries, it has been noted that Buton community have made political, economics, and religion contacts and relations with the outer world. In these times, some of them have left the country towards the other territories of the Archipelago. The dispersion of the Buton tribe, both in migration and linguistics aspects, in fact, have past the boundaries between space and language, boundaries between geography and linguistics. Therefore, this study was to trace the migration of the Butonese towards the islands of Papua. Of course, the lack of sufficient information about the migration study of Buton community cause of the discussion to be imperfect. Based on that, this study is interesting to be discussed in expectations that this may encourage and assist us in understanding the profile and dynamics of the migrations of Buton community, especially in the islands of Papua, and its relations to linguistics issues.
Copyrights © 2014