Wacana politik merupakan deretan kata yang merepresentasikan pesan. Makna yang terkandung di dalamnya dapat berperan sebagai ‘pisau’ penerjemah dan dapat pula merepresentasikan hubungan antarpartisipan pelibat wacana. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tanda-tanda dan makna interpersonal dalam wacana politik pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan periode 2013-2018 di Kota Makassar, Kabupaten Gowa dan Kabupaten Enrekang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang digambarkan secara deskriptif. Data wacana politik bersumber dari 13 baliho dan 2 spanduk dari dua pasang calon gubernur dan wakil gubernur yaitu, Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu’mang dan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar. Pengambilan data menggunakan teknik dokumentasi. Data diidentifikasi, diklasifikasi berdasarkan tanda-tanda verbal dan tanda non-verbal, kemudian diinterpretasi makna interpersonalnya meliputi: afek, status dan kontak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wacana politik pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan menunjukkan adanya tanda-tanda verbal dan non-verbal. Secara umum tanda-tanda yang termuat adalah, kesetiaan pendukung, kedekatan dengan masyarakat, dukungan kepala daerah, kebanggaan, bersama PDK, sayang lahir batin, prestasi, 2 pilihan tepat, ajakan menuju perubahan, merangkul masyarakat secara umum, pilihan orang pintar, kepatuhan adat, kedekatan dengan pedagang dan dukungan KBPPP. Makna interpersonalnya menunjukkan adanya afek, status dan kontak. Afek positif dan negative, hubungan status sosial yang hierarkies dan non-hierarkis dan kontak menunjukkan tingkat keterbacaan teks yang lebih mudah dipahami setelah memaknai tanda-tandanya. Political discourse is a row of words that represent the message. Meaning contained in it acts as translation tools and can present the relationship of the participant in the discourse. This research is aimed to describe symbols and interpersonal meaning of political discourse in south Sulawesi Governor Election for the period of 2013-2018 in Makassar city, Gowa and Enrekang Regencies. This was qualitative research explained qualitatively. The political discourse data came from 13 billboards and two banners of the two pairs of governor and vise governors candidates, they are Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu`mang and Ilham Syrajuddin-Aziz Qahar Mudzakkar. The data were classified and identified based on verbal and non verbal symbols, then they were interpreted with interpersonal meanings including assessment, status, and contact. The results indicated that there are political discourse verbal and non verbal symbols in South Sulawesi Governor election. Generally, symbols of political discourse in south Sulawesi Governors election were supporters` loyalty, propinquity to the public, regency head supports, pride, togetherness with PDK, loving overtly and covertly, achievement, two is the right choice, invitation to the changes, embrace public generally, the choice of smart people, cultural compliance, closeness to the retailers and KBPPP`s supports. The interpersonal meaning showed effects, status, and contacts. Positive and negative effects, hierarchy and non-hierarchy social status relationship, and contacts sowed the levels of text which are much easier to comprehend after giving meaning to the symbols.
Copyrights © 2014