Abstrak - Jurnal ini membahas hasil penelitian tentang partisipasi Indonesia dalam misi UNIFIL MTF sebagai misi matra laut pertama dan satu-satunya di dunia sebagai sebuah naval diplomacy. Kajian-kajian terdahulu belum banyak menggunakan teori Ken Booth untuk mengembangkan naval diplomacy Indonesia, khususnya dalam pengiriman Satgas Maritim TNI. Oleh karena itu, penting untuk menganalisis naval diplomacy dalam pengiriman Satgas Maritim TNI dan kontribusinya terhadap pencapaian kepentingan nasional dan sasaran kebijakan luar negeri Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia menekankan dua kepentingan utama, yaitu pemeliharaan ketertiban dunia itu sendiri sebagaimana dijamin konstitusi, serta meningkatkan peran globalnya sebagai middle power. Dalam perspektif appropriateness yang dikemukakan Ken Booth, Satgas Maritim TNI memiliki fleksibilitas, mobilitasm kemampuan proyeksi dan potensi akses untuk membawa misi diplomatik Indonesia. Secara empiris, Satgas Maritim TNI dalam derajat tertentu mendukung agenda-agenda kebijakan luar negeri Indonesia. Namun demikian, dipandang dari aspek simbolisme, peningkatan kuantitas perlu dipertimbangan agar Satgas Maritim TNI dapat menjadi signifier prestise dan komitmen internasional Indonesia yang maksimal.Kata Kunci: Satgas Maritim TNI, Naval Diplomacy, Kepentingan Nasional, Kabijakan Luar NegeriAbstract - This research journal discusses Indonesian participation in UNIFIL MTF, the world first and the only maritime peacekeeping, through deployment of Maritime Task Force of Indonesian National Defense Forces (Satgas Maritim TNI) as a naval diplomacy. Previous studies of Indonesian Maritime Task Force did not employ the theory of naval diplomacy to analyse further needs of developing a robust Indonesian naval diplomacy. Thus, it is necessary to study naval diplomacy conducted by Indonesian maritime task force by Ken Booth’s theory of naval diplomacy and how it can contribute to national interests. The result shows that Indonesia emphasizes two main interests namely maintenance of the world peace based on the Preamble of Indonesia Constitution (Pembukaan UUD NRI 1945) and enhancing Indonesia’s global role as middle power. Using Ken Booth’s theory of naval diplomacy, Indonesia maritime task force does have flexibility, mobility, projection ability and access potential to carry Indonesian diplomatic agenda. Meanwhile, considered from asset of symbolism, Indonesian maritime task force should be bigger whether in quantity or capability to act as maximum signifier of Indonesia’s prestige and foreign policy commitment as it has empirically contribute to Indonesian foreign policy objectives.Keywords: Maritime Task Force of Indonesian National Defense Forces, Naval Diplomacy, National Interests, Foreign Policy
Copyrights © 2017