Pengobatan Salmonellosis menggunakan antibiotik yang dapat menyebabkan dehidrasi, gangguan elektrolit, kerusakan organ hati, ginjal dan resistensi dalam penggunaannya. Oleh karena itu, perlu dicari alternatif senyawa baru sebagai antibiotik dengan efektivitas besar, efek samping kecil dan harga terjangkau. Daun Karamunting diduga memiliki kandungan metabolit sekunder seperti flavonoid, alkaloid, tannin, fenol dan saponin. Namun perlu dikembangkan pemanfaatan daun karamunting dalam bentuk ekstrak dengan pemilihan pelarut yang tepat. Tujuan Penelitian ini adalah mengoptimasi ekstrak daun karamunting (Melastoma malabathricum L.)Â dari berbagai pelarut sebagai antibakteri Salmonella typhi penyebab demam typhoid.Penelitian dilakukan menggunakan metode difusi cara sumuran. Parameter yang digunakan pada penentuan aktivitas antibakteri yaitu zona hambat yang terbentuk. Konsentrasi yang digunakan adalah 2,5%b/v, 5%b/v, 10%b/v dan 20%b/v. Data dianalisis secara statistik menggunakan SPSS versi 16.Berdasarkan hasil tersebut, terlihat bahwa pada kelompok konsentrasi yang memiliki daya hambat tertinggi berturut-turut adalah konsentrasi 20% ekstrak metanol (24,24 mm), kontrol positif (22,83 mm), konsentrasi 10% ekstrak metanol (16,37mm), konsentrasi 5% ekstrak metanol (10,75 mm), konsentrasi 20% ekstrak N-Heksane (6,06 mm), konsentrasi 10% ekstrak N-Heksane (2,09 mm), konsentrasi 5% ekstrak N-Heksane (1,14 mm ), konsentrasi 2,5% ekstrak metanol (1,14 mm) dan konsentrasi 2,5 % ekstrak N-Heksane tidak memiliki daya hambat terhadap bakteri Salmonela typhi.
Copyrights © 2018