Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

EFEK EKSTRAK ETANOL SEMUT JEPANG (Tenebrio Sp) TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT DARAH TIKUS PUTIH JANTAN Sari, Ratih Pratiwi; Ariani, Novia; Febrianti, Dwi Rizki
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.26 KB)

Abstract

Setiap manusia memiliki asam urat, karena asam urat merupakan substansi yang normal berada di dalam tubuh. Apabila kadarnya melebihi nilai batas normal dinamakan hiperurisemia. Hiperurisemia yang dibiarkan terus-menerus tanpa pengobatan akan berkembang menjadi gout. Prevalensi angka kejadian penyakit asam urat (hiperurisemia) semakin meningkat dari tahun ke tahun, baik di negara maju maupun negara berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya efek penurunan kadar asam urat pada tikus putih jantan dengan pemberian ekstrak etanol Semut Jepang (Tenebrio Sp).Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan pre test and post test with control group design. Penelitian ini menggunakan hewan uji sebanyak 12 ekor tikus putih jantan yang secara acak dibagi menjadi 3 kelompok terdiri dari kelompok I (kontrol negatif)  diberi aquadest, kelompok II (kelompok perlakuan) diberi ekstrak etanol Semut Jepang 2,3 mg/kgBB dan kelompok III (kontrol positif) diberi Allopurinol 27,15 mg/kgBB secara per oral. Hewan uji diinduksi dengan kalium oksonat 300mg/kgBB selama 6 hari secara intraperitoneal selama 6 hari sebelum perlakuan. Kadar asam urat hewan uji diukur dengan menggunakan alat tes strip asam urat.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol Semut Jepang (Tenebrio Sp)  dengan dosis 2,3 mg/kgBB tidak memiliki efek penurunan kadar asam urat pada tikus putih jantan.
ANALISIS KANDUNGAN FLAVONOID DAN AKTIVITAS ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK (Anona muricata L.) PADA MENCIT JANTAN SECARA IN VIVO Febrianti, Dwi Rizki; Niah, Rakhmadhan
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.274 KB)

Abstract

Peneltian ini mengukur kandungan flavonoid dan menguji aktivitas antihiperursemia terhadap mencit jantan putih galur Balb-C dari ekstrak etanol daun sirsak asal Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Pengukuran flavonoid dalam ekstrak ditentukan dengan standar kuersetin metode spektrofotometri UV-Visible. Aktivitas antihiperursemia dilakukan dengan induksi hati sapi, kontrol positif menggunakan allupurinol dan ditentukan pengurangan kadar asam urat menggunakan reagen strip. Hubungan antara kandungan flavonoid diperoleh y = 0,02288x + 0,0209, R = 0,99493 dengan kandungan 2,31±0,144 gram kuersetin/100 gram sampel. Aktivitas antihiperurisemia menunjukan ekstrak etanol daun sirsak dosis 100, 200, dan 400 mg/kg BB memiliki efek penurunan kadar yang signifikan berurutan yaitu 2,03±0,635; 2,07±0,379; 2,23±0,404. Korelasi hasil dari pengukuran flavonoid dan hewan uji dari ekstrak etanol daun sirsak bahwa 100 mg ekstrak terkadung 23,1 mg gram ekivelen kuersetin dan mampu menurunkan kadar asam urat sebanyak 2,03 mg/dL pada hewan uji dosis 100mg/kgBB.
UJI AKTIVITAS ANTI MIKROORGANISME EKSTRAK JERINGAU (Acorus calamus L.) TERHADAP JAMUR Candida albicans DAN BAKTERI Staphylococcus aureus Dwi Rizki Febrianti; Naila Khairina; Praptri Nur Alisa
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jeringau (Acorus calamus L) merupakan tumbuhan air banyak dijumpai tumbuh liar di sungai, di rawa-rawa maupun lahan yang tergenang air sepanjang tahun. Masyarakat secara tradisional memanfaatkan tanaman ini untuk mengobati diare, disentri, cacingan atau digunakan pada wanita setelah bersalin bersama bahan obat lain. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya hambat ekstrak etanol rimpang jeringau terhadap pertumbuhan mikroorganisme jamur Candida albicans dan bakteri Stapylococcus aureus.  menggunakan metode difusi lubang sumuran dengan konsentrasi ekstrak rimpang jeringau yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsentrasi 100mg/mL,200mg/mL,dan 300mg/mL, kontrol positif jamur yang digunakan adalah ketoconazole 50µg, kontrol positif antibakteri adalah Klindamisin konsentrasi 50µg/mL sedangkan kontrol negatif yang digunakan adalah aquadest. Hasil skrining fitokimia menunjukan adanya kandungan senyawa metabolit sekunder dalam ekstrak etanol rimpang jeringau diantaranya flavonoid, alkaloid, saponin, polifenol, dan triterpenoid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol rimpang jeringau memiliki aktivitas daya hambat terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans dan bakteri Staphylococcus aureus. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa setiap kelompok perlakuan memiliki perbedaan yang signifikan.
Optimasi Ekstrak Daun Karamunting (Melastoma malabathricum L.) dari Berbagai Pelarut sebagai Antibakteri Tifoid Rakhmadhan Niah; Dwi Rizki Febrianti
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 1 No 2 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengobatan Salmonellosis menggunakan antibiotik yang dapat menyebabkan dehidrasi, gangguan elektrolit, kerusakan organ hati, ginjal dan resistensi dalam penggunaannya. Oleh karena itu, perlu dicari alternatif senyawa baru sebagai antibiotik dengan efektivitas besar, efek samping kecil dan harga terjangkau. Daun Karamunting diduga memiliki kandungan metabolit sekunder seperti flavonoid, alkaloid, tannin, fenol dan saponin. Namun perlu dikembangkan pemanfaatan daun karamunting dalam bentuk ekstrak dengan pemilihan pelarut yang tepat. Tujuan Penelitian ini adalah mengoptimasi ekstrak daun karamunting (Melastoma malabathricum L.)  dari berbagai pelarut sebagai antibakteri Salmonella typhi penyebab demam typhoid.Penelitian dilakukan menggunakan metode difusi cara sumuran. Parameter yang digunakan pada penentuan aktivitas antibakteri yaitu zona hambat yang terbentuk. Konsentrasi yang digunakan adalah 2,5%b/v, 5%b/v, 10%b/v dan 20%b/v. Data dianalisis secara statistik menggunakan SPSS versi 16.Berdasarkan hasil tersebut, terlihat bahwa pada kelompok konsentrasi yang memiliki daya hambat tertinggi berturut-turut adalah konsentrasi 20% ekstrak metanol (24,24 mm), kontrol positif (22,83 mm), konsentrasi 10% ekstrak metanol (16,37mm), konsentrasi 5% ekstrak metanol (10,75 mm), konsentrasi 20% ekstrak N-Heksane (6,06 mm), konsentrasi 10% ekstrak N-Heksane (2,09 mm), konsentrasi 5% ekstrak N-Heksane (1,14 mm ), konsentrasi 2,5% ekstrak metanol (1,14 mm) dan konsentrasi 2,5 % ekstrak N-Heksane tidak memiliki daya hambat terhadap bakteri Salmonela typhi.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK METANOL KULIT JERUK SIAM BANJAR (Citrus reticulata) Dwi Rizki Febrianti; Novia Ariani; Rakhmadhan Niah; Rahmatul Jannah
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 2 No 1 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Radikal bebas merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya berbagai penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif telah menjadi penyebab kematian terbesar di Indonesia. menghindari dampak negatif dari radikal bebas maka diperlukan antioksidan. Kulit jeruk siam banjar diekstraksi menggunakan metode maserasi, proses ekstrasksi dengan pelarut metanol. Tujuan dari penelitan adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak metanol kulit jeruk siam banjar meggunakan metode DPPH. Metode yang digunakan spektrofotometer UV-Visible, dimana hasil dari absorbansi dimasukkan dalam rumus persen aktivitas antioksidan. Setelah didapatkan persen aktivitas antioksidan dilakukan perhitungan IC50 menggunakan regresi linier Hasil penelitian menunjukkan bahwa kulit jeruk siam banjar mengandung Antioksidan yaitu 175 ppm (14,01%), 200 ppm (22,25%), 225 ppm (31,73%), 250 ppm (45,32%), 275 ppm (54,53%) dengan nilai IC50 sebesar 264 ppm.
ANALISIS KUANTITATIF KADAR FLAVONOID EKSTRAK ETANOL DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) DI BANJARMASIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE Anna Khumaira Sari; Noverda Ayuchecaria; Dwi Rizki Febrianti; Mochammad Maulidie Alfiannor Saputera; Vitalika Regitasari
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 2 No 1 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of the plants in Indonesia that can be used as traditional medicine is bilimbi leaves extract (Averrhoa bilimbi L.). Bilimbi leaves are known to contain flavonoids, saponins, and tannins. Flavonoids are one of the compounds that can counteract free radicals that cause degenerative diseases. The purpose of this study was to determine the levels of flavonoids in the ethanol extract of bilimbi leaves. Flavonoid compounds in bilimbi leaves were taken by extracting bilimbi leaves. Bilimbi leaves were extracted using maceration and re-maceration method with ethanol 96%. The determination of flavonoid content begins with a qualitative test, then the flavonoid content is measured using a UV-Visible spectrophotometer method with quercetin standard. The qualitative test results showed that ethanol extract of bilimbi leaves positively contained flavonoids. The quantitative analysis using UV spectrophotometry showed that the flavonoid values in the ethanol extract of bilimbi leaves (Averrhoa bilimbi L.) read at a maximum wave of 412 nm was 42.865 mg / L.
PENGUKURAN RENDEMEN DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER PADA EKSTRAK DAUN TERAP (Artocarpus odoratissimus Blanco) DENGAN VARIASI PELARUT anna khumaira sari; Dwi Rizki Febrianti; muhammad fikri
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 2 No 2 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36387/jifi.v2i2.400

Abstract

Terap plant have abundant health benefits. In the community of leaf terap empirically used as a lowering of high blood pressure by boiling a few leaves and then drinking boiled water. In this study the aim was to find out what percentage of yield obtained in leaf extracts applied with methanol, ethyl acetate and n-hexane solvents and any secondary metabolites contained in each extract. The type of research used in this study is non-experimental with a descriptive method which describes how much yield obtained in leaf extract using maceration method and using methanol, ethyl acetate and n-hexane solvents and then any secondary metabolites contained in the extract the leaves are applied with methanol, ethyl acetate and n-hexane solvents. The sample used is a plant from Banjang Village.. This study the management of the data used is qualitative. The results showed that the leaf extract with the methanol produced the largest yield of 13.57%, with secondary metabolite compounds flavonoids, tannins, quinones, saponins, and phenols, then with ethyl acetate solvents produced a yield of 5.52%, with content of secondary metabolites of flavonoids, tannins, phenols and quinones, while the smallest yields were n-hexane solvents, which is 2.30%, with triterpenoid and quinone secondary metabolites.
UJI POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN JERUK PURUT (Citrus Hystrix D.C) SEBAGAI ANTIOKSIDAN DAN ANTIBAKTERI Dwi Rizki Febrianti; Novia Ariani
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 3 No 1 (2020): Jurnal Insan Farmasi Indonesia
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36387/jifi.v3i1.458

Abstract

The identified major compounds from Kaffir lime peels oil were sabinene, ß-pinene, limonene, a-pinene, There has a good potential for antioxidant and antimicrobial This is important because more than 50% antimicrobial drugs discovered a few decades of natural product. the number pathogens that are resistant to commercial drugs has increased. kaffir lime is one of the compounds from natural sources to be expected to have great anti-microbial activities. kaffir lime leaves (720 g) were collected from the plantation to hydrodistillation for 7 hours to obtain the essential oil. all hydrodistilled-essential oil were tested for antioxidant and antimicrobial activity against pathogens (E. coli). The essential oil has a good activity as antioxidants with IC50 75,77 µg/mL. essential oils of kaffir lime leaves were presented antimicrobial activity against E. coli. The essential oil showed weak antimicrobial activity.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 96% DAUN SEPAT (Mitragynaspeciosa) DAN DAUN DADANGKAK (Hydrolea spinosa L.) Rakhmadhan Niah; Dwi Rizki Febrianti; Novia Ariani
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 3 No 2 (2020): Jurnal Insan Farmasi Indonesia
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36387/jifi.v3i2.586

Abstract

Sepat leaaf (Mitragynaspeciosa) and dadangkak leaf (Hydrolea spinosa L.) are native plants of South Kalimantan. These plants have high phenolic and flavonoid content. The content of these secondary metabolites is thought to have antioxidant activity. Phenolic compounds and flavonoids work through free radical scavenging mechanisms and reduce oxidative stress. The purpose of this study was to determine the antioxidant activity of sepat leaf and dadangkak leaf using the DPPH (1,1-diphenyl-2picrylhydrazyl) method. Sepat and dadangkak leaf extracts were prepared by maceration method using 96% ethanol as a solvent. The extract obtained was tested for antioxidant activity using the DPPH (1,1-diphenyl-2picrylhydrazyl) method. The results showed that the antioxidant activity was very strong (<50 ?g / mL) in the ethanol 96% extract of sepat leaf with a value of 39.04 ?g / mL and the ethanol extract 96% of dadangkak leaf with a value of 41.84 ?g / mL.
ANTIBAKTERI KUMPAI MAHUNG (Einulifolium H.B&K) TERHADAP Salmonella Typhi Dwi Rizki Febrianti; Rakhmadhan Niah; Novia Ariani
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 3 No 2 (2020): Jurnal Insan Farmasi Indonesia
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36387/jifi.v3i2.632

Abstract

Kumpai mahung is an endemic plant of South Kalimantan which grows in the plains of Meratus mountains. Previous research stated that this plant has potential as an anti-inflammatory against mice and has good antioxidant content. This study aims to determine the activity of kumpai mahung extract against salmonella typhi bacteria. The results of previous studies stated that the phytochemical screening of kumpai mahung extract positively contained flavonoids, alkaloids, tannins and saponins which had the potential to have antibacterial activity. Using the well method with a concentration series of 100%, 75% and 50% and calculated the inhibition zone formed with callipers. The results showed that the mean inhibition zone formed was 19.8 ± 0.2 mm (100%), 17.07 ± 0.1 mm (75%) and 13.9 ± 0.1 mm (50%). It can be concluded that all concentrations have a strong potential against salmonella typhi bacteria.