Tulisan ini memaparkan tentang ekoleksikon ke-kaghati-an dalam bahasa Muna.  Kaghati (layang-layang) merupakan salah satu jenis permainan tradisional guyub tutur bahasa Muna (GTBM). Keseluruhan material kaghati diperoleh dari alam seperti leksikon:  roo kolope (daun ubi gadung), ghurame (tali yang terbuat dari serat nenas hutan). Masalah yang diangkat dalam kajian ini tentang ekoleksikon ke-kaghati-an, bentuk dan kategori lingual ke-kaghati-an, dan ungkapan falia ‘pemali/tabu’ yang terkodekan melalui bahasa lingkungan dan lingkungan bahasa ke-kaghati-an. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengkodean secara verbal (leksikalisasi) dikembangkan secara kreatif dalam bahasa Muna yang juga terus berkelanjutan dari generasi ke generasi, kendati tetap bersifat dinamis. Ekoleksikon ke-kaghati-an yang ditemukan adalah ekoleksikon flora, ekoleksikon fauna, ekoleksikon alam, dan ekoleksikon kepercayaan. Satuan-satuan lingual khazanah leksikon di lingkungan ke-kaghati-an terfokus pada bentuk dan kategori. Bentuk leksikon berdasarkan data yang diperoleh, didapat leksikon bentuk tunggal, bentuk kompleks (afiksasi dan reduplikasi) dan bentuk majemuk. Adapun kategori leksikon-leksikon ke-kaghati-an tersebut adalah kategori nomina, verba, dan adjektiva. . Di dalam ungkapan falia ke-kaghati-an itu terkandung   kekayaan   nilai   kearifan   lokal   dalam   menjaga keharmonisan hubungan dengan Tuhan, alam, dan sesama makhluk hidup. Kata Kunci: ekoleksikon, ke-kaghati-an, bahasa Muna, ungkapan falia ke-kaghati-an
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2016