MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan
Vol 18, No 2 (2020): Medan Makna Desember

MENYUSURI JEJAK SYAIR DI BARUS: KAJIAN ANTROPOLOGIS

Nurelide Nurelide (Balai Bahasa Sumatera Utara)



Article Info

Publish Date
24 Dec 2020

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengungkap keberadaan syair Hamzah Fansuri, yang namanya menggegerkan dunia Islam melalui syair-syair sufistiknya.  Kapur barus  tidak dapat dipisahkan dari kota kecil di Pantai Barat Pulau Sumatera yang menjadi tempat asalnya, yaitu Barus yang memiliki nama lain Fansur. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, karena tujuannya mengungkap keberadaan syair Hamzah Fansuri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa syair Hamzah Fansuri pernah berkembang sekitar abad ke-XVI hingga ke-XVII, hampir sama terkenalnya dengan kisah kapur barus. Syair hamzah Fansuri sarat dengan ajaran lebih mendekatkan diri kepada Sang Khalik namun, keberlangsungan ajarannya sulit untuk meyakinkan orang. masyarakat Tapanuli Tengah yang mempunyai karakter sangat terbuka dengan pendatang. Sehingga banyak penduduknya dari luar, menyebabkan akutulrasi budaya hingga muncul syair baru yang berkembang hingga sekarang yaitu syair sikambang. Bergeser sedikit ke arah Barat kecamatan Manduamas berbatasan langsung dengan Kabupaten Pakpak Bharat ditemukan juga syair (odong-odong) yang dilantunkan oleh laki-laki yang sedang berada di tengah hutan.

Copyrights © 2020






Journal Info

Abbrev

medanmakna

Publisher

Subject

Arts Humanities Education Languange, Linguistic, Communication & Media Social Sciences

Description

Artikel dari hasil penelitian maupun kajian kebahasaan dan kesastraan, baik bahasa/sastra Indonesia, bahasa/sastra daerah, bahasa/sastra asing maupun pembelajaran bahasa/sastra ...