Penelitian ini mengkaji kontroversi dalam pembuatan SIM. SIM menjadi syarat administratif seseorang diperbolehkannya mengendarai kendaraan bermotor. Akan tetapi dalam kepengurusan SIM terkadang ditemui pro dan kontra seperti rumitnya birokrasi. Kerumitan birokrasi ini menjadi titik sentral bermunculannya oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Salah satunya yakni bermunculannya penyedia jasa “calo” SIM. Kemunculan calo SIM ini tentunya menuai berbagai sudut pandang yang beragam di masyarakat. Berbagai pandangan ini memunculkan tujuan penelitian yakni untuk mengidentifikasi keberagaman sudut pandang di masyarakat. Melalui identifikasi ini dapat menjadi pembanding antara pengguna jasa calo dan non calo SIM. Kasus ini berusaha dipahami melalui pisau analisis persepektif Coleman yakni teori pilihan rasional. Bagi Coleman, bahwa setiap pilihan rasional yang dipilih aktor pasti berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan untuk metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni menggunakan pendekatan kulitatif deskriptif. Adapun hasil yang diperoleh atas kajian ini menunjukkan bahwa tujuan pembuatan SIM setiap aktor yakni agar terhindar dari tilangan yang dilakukan kepolisian. Sedangkan untuk sumber daya, ada dua sudut pandang aktor dalam memilih pilihan rasionalnya. Aktor pertama yang memilih jasa calo sebagai metode sebab memiliki kuasa atas jasa calo tersebut. Sedangkan yang kedua yakni aktor memilih metode prosedural yang resmi sebab memiliki kuasa atas keterampilan berkendara.
Copyrights © 2020