Lalu lintas di kota – kota besar di di Indonesia pada umumnya dan di Jawa Timur khususnya, setiaptahun terus meningkat. Lalu lintas apa (kah) untuk angkutan orang dan barang sangat padat sehingga sejakdini perlu diketahui kebutuhan biaya konstruksi perkerasan jalan, dimaksudkan untuk memastikan berapabesar biaya yang harus disediakan untuk pembangunan. Untuk membangun jalan baru adalah berdasarkanperkembangan lalu lintas yang ada. Pembangunan jalan lingkar selatan Kota Pasuruan dimaksudkan agarkemacetan lalu lintas tidak semakin besar. Perencanaan perkerasan lentur jalan metode Bina Marga 1987 danperencanaan perkerasan lentur jalan metode AASTHO 1986 dengan data yang sama dimaksudkan untukmengetahui secara pasti perbedaan tebal perkerasan sekaligus perbedaan biaya. Berdasarkan hasil analisadiketahui bahwa dengan metode Bina Marga 1987 diperoleh tebal lapis permukaan Laston 10 cm, tebal LapisPondasi Atas 25 cm, tebal Lapis Pondasi bawah 50 cm dengan total biaya Rp. 15.084.165.000, - sedangkandengan metode AASTHO 1986 diperoleh tebal lapis permukaan Laston 10 cm, tebal Lapis Pondasi Atas 25cm, tebal Lapis Pondasi bawah 45 cm dengan total biaya Rp. 14.443.765.000,- sehingga selisih biaya Rp.640.400.000,- atau biaya lebih ekonomis 4,25 % .Kata Kunci : Jalan, Perkerasan Lentur, Biaya
Copyrights © 2013