Face oil merupakan salah satu perawatan kulit yang pada pengembangannya, perlu dicari suatu agen yang memiliki sifat antimikroba, contohnya adalah minyak nyamplung dan VCO. Minyak nyamplung yang diperoleh dari pengepresan biji nyamplung akan dikombinasikan dengan VCO pada seri konsentrasi 25:75, 40:60, 50:50, 60:40 dan 75:25% (v/v) yang kemudian diuji antibakteri serta antijamur menggunakan Propionibacterium acnes dan Malassezia furfur dengan menggunakan metode difusi cakram serta diamati diameter zona hambatnya. Perbandingan kombinasi kedua minyak yang memiliki aktivitas antimikroba tertinggi akan dikembangkan menjadi sediaan face oil yang kemudian diuji sifat fisik sediaan diantaranya uji stabilitas, organoleptis, pH, homogenitas, daya sebar, serta uji kadar air selama 4 minggu penyimpanan pada suhu ruang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi minyak nyamplung dan VCO yang memiliki aktivitas antibakteri paling tinggi adalah seri konsentrasi 25:75 dan 50:50% (v/v) (DDH=12,33 mm), namun kombinasi minyak tersebut tidak memiliki aktivitas antijamur (DDH=0 mm). Hasil analisis data uji sifat fisik diuji menggunakan Repeated Measures ANOVA dengan Post Hoc Bonferroni dan diketahui bahwa sediaan face oil stabil selama 4 minggu penyimpanan, namun pada uji pH sediaan face oil mulai tidak stabil pada minggu ke-3 dan ke-4.
Copyrights © 2020