Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Variasi Konsentrasi Natrium Klorida dalam Formulasi Sediaan Facial Wash Kombinasi Ekstrak Spirulina (Spirulina platensis )dan Minyak Nyamplung (Chalophyllum inophyllum) anif nur artanti; Prabawati N; Prihapsara F; Rakhmawati R
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 10, No 1, Tahun 2021
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JFU.2021.v10.i01.p11

Abstract

Spirulina platensis diketahui mengandung fikosianin yang berpotensi sebagai antioksidan dan pewarna alami. Minyak nyamplung merupakan bahan baku kosmetik yang belum banyak digunakan. Minyak nyamplung berkhasiat sebagai antibakteri dan antioksidan, sehingga berpotensi untuk dibuat sediaan kosmetik salah satunya facial wash. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi NaCl terhadap sifat fisik sediaan facial wash ekstrak spirulina dan minyak nyamplung. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental laboratorium dengan tahapan pembuatan basis sabun, pembuatan facial wash dengan tiga variasi konsentrasi NaCl 1%; 2%; dan 3%, serta uji sifat fisik dan kimia berupa uji organoleptik, uji viskositas, uji stabilitas busa, dan uji pH. Kemudian hasil pengujian organoleptik, uji pH, uji viskositas, uji stabilitas busa dibandingkan dengan Standar Nasional Indonesia dan literatur lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi konsentrasi NaCl memberikan pengaruh signifikan terhadap sifat fisik sediaan, yaitu semakin tinggi konsentrasi NaCl maka viskositas semakin meningkat namun stabilitas busa semakin menurun. Formula 3 dengan konsentrasi NaCl 3% merupakan formula facial wash ekstrak spirulina dan minyak nyamplung yang paling stabil.
Uji Aktivitas Antibakteri dan Antijamur Dari Kombinasi Minyak Nyamplung (Calophyllum Inophyllum L.) Dengan Virgin Coconut Oil Dan Pengembangannya Sebagai Face Anif Nur Artanti; Khairunisa Nursita Rahmawati; Fea Prihapsara
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 17 No 2 (2020): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31001/jfi.v17i2.760

Abstract

Face oil merupakan salah satu perawatan kulit yang pada pengembangannya, perlu dicari suatu agen yang memiliki sifat antimikroba, contohnya adalah minyak nyamplung dan VCO. Minyak nyamplung yang diperoleh dari pengepresan biji nyamplung akan dikombinasikan dengan VCO pada seri konsentrasi 25:75, 40:60, 50:50, 60:40 dan 75:25% (v/v) yang kemudian diuji antibakteri serta antijamur menggunakan Propionibacterium acnes dan Malassezia furfur dengan menggunakan metode difusi cakram serta diamati diameter zona hambatnya. Perbandingan kombinasi kedua minyak yang memiliki aktivitas antimikroba tertinggi akan dikembangkan menjadi sediaan face oil yang kemudian diuji sifat fisik sediaan diantaranya uji stabilitas, organoleptis, pH, homogenitas, daya sebar, serta uji kadar air selama 4 minggu penyimpanan pada suhu ruang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi minyak nyamplung dan VCO yang memiliki aktivitas antibakteri paling tinggi adalah seri konsentrasi 25:75 dan 50:50% (v/v) (DDH=12,33 mm), namun kombinasi minyak tersebut tidak memiliki aktivitas antijamur (DDH=0 mm). Hasil analisis data uji sifat fisik diuji menggunakan Repeated Measures ANOVA dengan Post Hoc Bonferroni dan diketahui bahwa sediaan face oil stabil selama 4 minggu penyimpanan, namun pada uji pH sediaan face oil mulai tidak stabil pada minggu ke-3 dan ke-4.