Dalam kurun 10 tahun terakhir, film bertema biografi sejarah turut meramaikan Perfilman Indonesia. Bahkan film Habibie dan Ainun 3 (2019) berhasil ditonton oleh lebih dari 2 juta orang selama dua minggu penayangan di Bioskop. Hal ini menandakan adanya kemungkinan film bergenre ini mendapatkan perhatian dari masyarakat Indonesia. Film tidak hanya berfungsi sebagai media hiburan, tetapi juga sebagai sarana informasi dan pendidikan. Sayangnya, Film Moonrise Over Egypt (2018) yang bercerita tentang K.H Agus Salim, tokoh nasional yang sangat bersinar dalam hal diplomasi dan politik, tidak banyak diketahui orang. Dalam tulisan ini, analisis yang digunakan adalah Teori Mise-en Scene. Hasilnya, dari sisi naratif, cerita mengenai perjuangan K.H Agus Salim di Mesir kurang kuat sehingga karakter utama tidak seperti yang tergambar dalam buku-buku sejarah. Dalam film ini, K.H Agus Salim cenderung pasif, kurang cekatan, banyak merokok dan tidak menunjukkan kemampuan menguasai sejumlah bahasa asing. Dalam hal teknis, elemen dekorasi, set dekorasi tentang tempat yang ditampilkan sangat sederhana dan berada di lokasi yang sama, padahal pengambilan gambar dilakukan di Mesir. Jika penggarapan film Moonrise Over Egypt dilakukan secara konsisten menitikberatkan pada elemen-elemen produksi film, maka pesan dalam film bisa menggambarkan karakter K.H Agus salim sebagai salah satu diplomat terbaik Indonesia sepanjang sejarah
Copyrights © 2020