Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Pengenalan Proses Membatik sebagai Upaya Pelestarian Batik Tulis Susanti, Khikmah; Azhar, Fahrul
SENADA : Semangat Nasional Dalam Mengabdi Vol. 1 No. 1 (2020): SENADA : Semangat Nasional Dalam Mengabdi
Publisher : Perkumpulan Dosen Periset Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah memperkenalkan proses pembuatan batik tulis, agar batik tulis lebih banyak diminati oleh masyarakat, selain batik cap. Karena harga batik tulis yang dianggap sangat mahal dan tidak terjangkau. Harapannya batik tulis bisa dipakai oleh siapapun, tanpa takut dengan harga yang terbilang mahal. Metode yang digunakan pada pengabdian ini adalah metode perancangan media audio visual yang berisi pengetahuan mengenai proses membuat batik tulis, dari membuat motif dengan lilin, kemudian dibatik, lalu dilorot hingga lilinnya luruh, sampai proses menjemur kain yang sudah dibatik. Perancangan media audio visual ini sebagai media edukasi dan informasi bagi masyarakat mengenai proses pembuatan batik tulis, agar batik tulis dapat digunakan oleh siapa saja, bukan dari kalangan tertentu saja, dan batik tulis tidak kalah pamor dengan batik cap
ANALISIS ISI “TILIK”, SEBUAH TINJAUAN NARASI FILM DAVID BORDWELL Nurhablisyah, Nurhablisyah; Susanti, Khikmah
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi Vol 5, No 4 (2020): Edisi Oktober
Publisher : Laboratorium Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Ha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1169.71 KB) | DOI: 10.52423/jikuho.v5i4.14460

Abstract

Film Tilik yang diproduksi oleh Ravacana Film di tahun 2018, menjadi perbincangan hangat di pertengahan tahun 2020. Pada akun offivial Ravacana film, per 2 Oktober 2020, film ini sudah ditonton oleh 24 juta lebih. Film berdurasi 30 menit ini juga mendapatkan berbagai penghargaan, kritik dan respon dari berbagai kalangan masyarakat. Tilik bercerita tentang rombongan ibu dari sebuah desa di Bantul Yogyakarta yang akan menjenguk Bu Lurah di rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis isi film “Tilik” dengan menggunakan konsep narasi film yang dikemukakan oleh David Bordwell. Narasi film Bordwell terdiri dari elemen cerita yang terdiri dari karakter, seting, situasi, waktu dan elemen lain yang menempel pada cerita. Selanjutnya adalah elemen cara bercerita, di dalamnya menyangkut plot, ruang, pembuka, pengembangan cerita dan penutup. Berdasar pada itu, maka karakter dalam film ini terdiri dari karakteru utama; Bu Tejo, Yu Ning, Karakter Pembantu;Gotrek (sopir truk), Yu Sam, Bu Tri, Dian, Fikri dan Pak Lurah. Alur yang digunakan adalah alur maju, cerita diawali dengan truk menuju RS, puncak konflik terjadi saat Bu Tejo mulai membicarakan Dian dan membuat Yu Ning Emosi. Keduanya  terlibat adu mulut, mobil truk lalu ditilang polisi. Menjelang sore, rombongan baru sampai di RS, tetapi gagal membesuk karena Bu Lurah ada di ICU. Logika cerita terganggu pada urutan waktu di dalm cerita, mulai dari Sholat Zuhur pada jam 14:00, hingga rombongan sampai di RS menjelang petang (ditandai dengan lampu RS dan jalan sudah menyala). Setelah gagal membesuk, rombongan memutuskan menuju Pasar Beringharjo, pada saat ini umumnya pasar tutup. Pemaknaan cerita secara eksplisit bisa ditemukan melalui dialog (teks). Jika elemen waktu dalam narasi film ini mendapatkan perhatian lebih, akan menambah kesempurnaan cerita.
Alternatif Pembelajaran Menggunakan Card Game Pada Anak Susanti, Khikmah
El Banar : Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Vol 4 No 1 (2021): El Banar : Jurnal Pendidikan dan Pengajaran
Publisher : STAI Bani Saleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54125/elbanar.v4i1.79

Abstract

Perkembangan teknologi semakin berkembang pesat. Khususnya dibidang gadget. Tak bisa dipungkiri dari anak kecil hingga dewasa sudah mengenal gadget dengan segala kegunaannya. Meskipun gadget bisa digunakan sebagai media belajar, namun ada dampak negatif yang ditimbulkan. Sehingga orang tua perlu meminimalisir penggunaan gadget kepada anak. Keberadaan Card Game, bisa menjadi media belajar alternatif yang digunakan untuk memberikan pelajaran. Card Game bisa menjadi pilihan yang mengasikkan dan menjadikan waktu kebersamaan menjadi lebih berarti, disaat permainan favorit bisa diakses hanya via ponsel. Bisa dimainkan dimana saja dan kapan saja di jaman yang sudah serba virtual. Card Game tidak hanya berisi tentang permainan, namun ada yang berisi edukasi, seperti Card Game huruf Hijaiyah. Card Game yang berisi edukasi dapat memberikan informasi, dan kesenangan untuk si anak. Dengan bermain sambil belajar diyakini dapat mengasah kemampuan berpikir dan menciptakan kreativitas anak dengan melihat visual yang ada. Selain itu mampu menyusun strategi, mengasah ketelitian, anak menjadi lebih aktif, dapat bersosialisasi dan komunikatif dengan teman, serta menanamkan rasa saling menghormati, dan jujur.
Foto Profil sebagai Media untuk Memperkenalkan Pesantren Khikmah Susanti; Azhar, Fahrul; Shindy, Muhamad
SENADA : Semangat Nasional Dalam Mengabdi Vol. 1 No. 3 (2021): SENADA: Semangat Nasional Dalam Mengabdi
Publisher : Perkumpulan Dosen Periset Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari pengabdian masyarakat ini merupakan usaha untuk menginformasikan kepada masyarakat, terlebih untuk generasi milenial, bahwa mengenyam pendidikan di pesantren bukan hal yang menakutkan dan tidak seseram yang dibayangkan, bahkan sangat menyenangkan. Melalui foto profil yang dibuat, diharapkan pesantren menjadi salah satu pilihan bagi orang tua untuk memberikan pendidikan yang terbaik untuk anaknya, dan bagi generasi milenial merupakan tempat yang sangat menyenangkan untuk belajar agama. Metode yang digunakan pada pengabdian masyarakat ini adalah metode perancangan media visual dalam bentuk foto profil pesantren yang bermutu Islami. Sesuai dengan citra pesantren yang memberikan fasilitas yang nyaman, aman, dan lingkungan yang bersih dan sangat seperti rumah sendiri, sehingga para santri sangat senang belajar di pesantren. Perancangan media visual dalam bentuk foto profil diharapkan menjadi media informasi bagi masyarakat khususnya para orang tua, menjadikan pesantren sebagai tempat yang tepat untuk anaknya dalam mengemban pendidikan agama, memiliki karakter dan moral yang baik, dan mematahkan pandangan masyarakat yang selama ini, belajar di pesantren adalah hal yang kuno dan tidak berkembang mengikuti jaman.
Gaya Komunikasi Ferdy Tahier dan Didi Riyadi dalam Tayangan Ferdy and Didi Show pada Kanal DiTivi Khikmah Susanti; Mercy Lona Darwaty Ryndang Sriganda
Communications Vol 3 No 1 (2021): COMMUNICATIONS
Publisher : Prodi S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/Communications.4.1.4

Abstract

YouTube channels that have sprung up in the last 15 years, you could say these channels are owned by the general public and artists. They become YouTubers offering content that is both informative and entertainment in nature. DiTivi is a YouTube channel owned by Didi Riyadi, a well-known Indonesian artist. Didi as DiTivi's content creator creates several contents, one of which is Ferdy and Didi Show. These impressions provide informative and entertaining content. The purpose of this research is to find out how the communication style of Ferdy and Didi as hosts on the Ferdy and Didi Show shows according to the indicators, namely, language selection, word selection, pronunciation techniques and message source delivery. The method used is a qualitative descriptive approach. Data collection was obtained from the YouTube channel Ditivi broadcast by Ferdy and Didi Show by selecting two episodes to be studied based on adjustments to time and situational context. The results of this study, the communication style developed by Ferdy and Didi is an aggressive and assertive communication style. With the concept of intimate talks in the sense that the conversation takes place in a friendly and informal atmosphere, the flow of two-way communication where both of them play their role well, when they become communicators or communicants so that the feed that is thrown gets a quick response. The language selection is Indonesian with the Betawi dialect, mixed with Sundanese and English. Selection of words contains entertainment and unstructured information, the delivery of words that are inverted and repeated. Pronunciation techniques, there are differences in the way of delivery, Ferdy uses a soft and calm voice, Didi uses a morefirm and clear voice. Delivery of the source of the message, both convey based on the field of their own experiences and frames of reference for other people's thoughts.
Makna Blangkon Yogyakarta sebagai Simbol Status pada Film Dokumenter “Iket Sirah” Hantoro Hantoro; Khikmah Susanti; M. Sjafei Andrijanto
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya Vol 3, No 2 (2021): Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/vh.v3i2.3934

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis makna Blangkon Yogyakarta sebagai simbol status pada film dokumenter Iket Sirah sehingga memberikan informasi tentang sejarah, makna dan simbol pada bagian Blangkon karena setiap bagian Blangkon mempunyai makna simbol status tersendiri. Metode yang digunakan adalah semiotika menurut Ferdinand de Saussure. Pada film dokumenter "Iket Sirah" menggunakan metode Mise-En Scene. Metode pendekatan ini menitikberatkan elemen dalam film, yang dilihat dari sisi kamera oleh penonton dan bagaimana kamera diatur sedemikian rupa. Elemen-elemen itu terdiri dari; dekorasi, pencahayaan, ruang, kostum dan akting para bintang film. Semua elemen ini menjadi satu kesatuan yang menciptakan mood cerita hingga pemaknaan visual. Hasil dari penelitian ini terdapat banyak kritik pada film tersebut, dari elemen tokoh, tokoh yang ditampilkan adalah seorang Abdi Dalem kraton Yogyakarta yang bernama KRT. H. Jatiningrat. S.H yang menjelaskan tentang Blangkon Yogyakarta, dan tokoh pengrajin Blangkon yang menjelaskan pembuatan Blangkon, tetapi tidak menjelaskan tentang makna simbol sepenuhnya tentang Blangkon Yogyakarta sebagai simbol status, serta tidak menjelaskan tentang makna simbol pada motif dan bentuk Blangkon Yogyakarta terhadap setiap golongannya.
Analisis Visual Iklan GoPay Versi Belajar Membaca dan Menulis khikmah susanti; Yayah Rukiah
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya Vol 4, No 3 (2022): Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/vh.v4i3.5991

Abstract

Iklan merupakan salah satu media promosi berbentuk audio visual. Penelitian ini mengambil objek iklan GoPay versi Belajar Membaca dan Menulis. GoPay merupakan fasilitas yang ada pada aplikasi Gojek. Gojek yang pada awalnya hanya perusahaan teknologi jasa angkutan bermotor, dan terus berkembang dengan aplikasi online nya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis visual pada iklan GoPay versi Belajar Membaca dan Menulis, dimana iklan ini terdiri dari beberapa halaman yang akan dikaji elemen-elemen visualnya dan mengkaji karakter Budi yang ada pada iklan tersebut. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskripsi dengan pendekatan analisis visual. Pengumpulan data diperoleh dari artikel-artikel jurnal, buku dan objek iklan online. Hasil dari penelitian ini adalah penggunaan elemen-elemen visual pada setiap halaman iklan dan figur Budi dengan karakter yang baik, tidak sombong, suka menolong agar pesan dalam iklan tersebut sampai pada target yang dituju. 
Kreatif Pesan Kampanye Sosial #NikahkanMaskerVaksin Sebagai Upaya Pengendalian Pandemi Covid 19 Khikmah Susanti; Atiek Nur Hidayati
GANDIWA Jurnal Komunikasi Vol 1, No 2 (2021): Gandiwa Jurnal Komunikasi
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.727 KB) | DOI: 10.30998/g.v1i2.921

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis pesan kampanye sosial #NikahkanMaskerVaksin yang dilakukan oleh Gerakan Pakai Masker. Gerakan Pakai Masker adalah Komunitas Sosial yang independen yang memiliki perhatian terhadap kesehatan dan ekonomi masyarakat selama Pandemi Covid 19. Kampanye #nikahkanmaskervaksin dilaksanakan di berbagai media massa dan pesan kampanye disesuaikan dengan media-media tersebut. Dalam artikel ini fokus pada pesan kampanye yang disebarkan melalui media sosial Instagram. Pesan Kampanye akan dianalisis berdasarkan spesifikasi kualitas pesan kampanye Charles. K. Atkins dan Ronald E. Rice. Hasilnya pesan kampanye #NikahkanMaskerVaksin memenuhi kredibilitas sumber pesan, gaya dan ide pesan, materi pesan, penafsiran pesan dan motivasi pesan. Dengan berjalannya kampanye sosial #NikahkanMaskerVaksin maka masyarakat akan lebih sadar akan pentingnya penggunaan masker dan melakukan vaksinasi.Kata Kunci: Kreatif Pesan, Kampanye Sosial, #NikahkanMaskerVaksin, Pandemi Covid 19
PERANCANGAN FILM DOKUMENTER KECIMPRING SEBAGAI KOMODITAS UTAMA MASYARAKAT LEMBANG JAWA BARAT Muhammad Akbar Dwisatrio; Yayah Rukiah; Khikmah Susanti
Jurnal Dimensi Seni Rupa dan Desain Vol. 18 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2529.054 KB) | DOI: 10.25105/dim.v18i1.10609

Abstract

Abstract The design of a documentary film kecimpring as the main commodity of the people of Lembang, West Java, as well as an effort to be able to provide understanding to the wider community and also to tourists who often visit the West Java area. The research method used is a descriptive qualitative analysis approach, because this study aims to obtain an authentic understanding in other words to understand the phenomenon of what is experienced by research subjects in a special natural context. This descriptive qualitative method is used to produce descriptive data in the form of words and writings on the medium of the kecimpring documentary film. The data obtained is the result of a search for literature studies in the form of books, journals, observations, and interviews with competent sources in their fields. With the data collected, it shows that kecimpring is one of the traditional snacks typical of West Java that must be preserved and preserved, and this kecimpring documentary is an effective medium for an introduction to history, how to make kecimpring, and how to preserve traditional snacks. typical of West Java.Keywords: Kecimpring, main commodity, traditional food, West Java Abstrak Perancangan film dokumenter Kecimpring sebagai komoditas utama masyarakat Lembang Jawa Barat, serta sebagai upaya untuk dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat luas dan juga para turis yang sering kali berkunjung ke daerah Jawa Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan analisis kualitatif deskriptif, karena penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman otentik dengan kata lain memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian pada konteks khusus yang alamiah. Metode kualitatif deskriptif ini digunakan untuk menghasilkan data secara deskriptif dalam bentuk kata-kata maupun tulisan mengenai media film dokumenter     kecimpring. Data yang didapat adalah hasil dari pencarian studi literatur berupa      buku, jurnal, observasi, dan wawancara dengan narasumber yang berkompeten dibidangnya. Dengan data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa kecimpring       adalah salah satu makanan ringan tradisional khas Jawa Barat yang wajib dijaga      dan dilestarikan keberadaannya dan film dokumenter kecimpring ini merupakan salah satu media yang efektif untuk pengenalan mengenai sejarah, bagaimana cara pembuatan kecimpring, dan cara untuk melestarikan makanan ringan tradisional khas Jawa Barat.Kata kunci: Kecimpring, komoditas utama, makanan tradisional, Jawa Barat 
WACANA KRITIS FAIRCLOUGH DALAM TEKS IKLAN MANA TAU: INDIAN ROYAL COFEE Khikmah Susanti; Puji Anto; Atiek Nur Hidayati
Hortatori : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 3, No 2 (2019): Hortatori: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.478 KB) | DOI: 10.30998/jh.v3i2.223

Abstract

Abstract: Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengungkap idiologi dan tujuan dari pengiklan. Motode analisis yang digunakan dalam analisis ini yaitu menggunakan model analisis wacana kritis Norman Fairclough yang melihat teks (iklan) berdasarkan tiga dimensi, yaitu teks (teks), praktik teks (discourse practice) dan praktik sosiokultural (sociocultural practice). Hasil penelitian berdasarkan analisis kebahasaan pada iklan banyak menggunakan identitas-identitas tertentu, seperti identitas milenials dan India. Milenials diwakili dengan kata komiters, gue, letsgo, sedangkan India diwakili dengan kata “aca-aca” dan “tekstur” untuk menggambarkan makanan India yang lain daripada yang lain. Eufimisme juga mucul ketika iklan menggunakan kata “kita” yang menunjukkan kesejajaran antara pengiklan dan pembaca. Tidak menunjukkan otoritasnya sebagai pengiklan. Berdasarkan analisis praktik teks dari sisi produksi dan konsumsi, pengiklan tahu betul kebutuhan para penumpang KRL, khususnya Masyarakat Bogor dengan kebiasaan cuaca dingin sehingga disuguhkan makanan yang pedas untuk menghangat suhu tubuh. Sasaran pengiklan pun sangat jelas yaitu kaum milenials. Pengiklan menyampaikan pesan dengan sangat sederhana dan informal serta diperkuat dengan penggunaan aksesoris ciri khas negara asal makanan tersebut. Berdasarkan analisis praktik sosiokultural, pengiklan sudah mengidentifikasi pola hidup masyarakat Indonesia saat ini, yaitu konsumtif dan modernitas sehingga disuguhkan pilihan makanan yang menunjukkan kelas tertentu. Faktor kebahagiaan dalam menjalani hidup juga ditawarkan dalam iklan. Menghibur diri tidak hanya sekadar berwisata di tempat-tempat yang indah, tetapi dapat juga dilakukan dengan mencoba berbagai macam jenis makanan dari berbagai negara. Pengiklan mengarah pada sebuah institusi tertentu, yaitu kalangan kelas menengah, tetapi memunculkan kesan kelas atas. Gaya hidup konsumtif menjadi dasar pengiklan untuk menyuguhkan jenis makanan yang lain dari biasanya.Keywords: Wacana Kritis Fairclough, iklan.