Banyaknya sisa minyak jelantah maka perlu upaya memanfaatkan minyak jelantah dengan dilakukan pemurnian yang dapat diolah menjadi sabun, biodesel, lilin dan lain-lain. Metode yang dilakukan secara eksperimental melalui pemurnian minyak jelantah yang didapat dari pecel lele yang dimurnikan dengan carbon active resin coated powder, dengan perbandingan 15 g : 90 g pada hasil despicing minyak jelantah. Hasil penelitian organoleptik yaitu berupa bentuk semula kental menjadi sedikit kental, berwarna hitam kecokelatan manjadi bening kecokelatan dan aroma tengik kuat menjadi sedikit tengik. Selanjutnya hasil penetapan pH pemurnian minyak jelantah yaitu didapatkan nilai pH dari pengujian 15 g menunjukkan hasil 4,95 ± 0,63 sedangkan nilai pH dari pengujian 90 g yaitu 5,05 ± 0,63 telah diterima dengan spesifikasi (IS: 6357-1971) pH 6,5-8. Penentapan bobot jenis minyak jelantah yaitu didapatkan dari pengujian 15 g menunjukkan hasil 0,298 ± 0,0028 sedangkan pada pengujian 90 g menunjukkan hasil 0,287 ± 0,01 dengan spesifikasi SNI 01-3174-1995 bobot jenisnya ialah 0,900 g/cm3. Pengunjian viskositas didapatkan hasil 85 cps. Sedangkan hasil kadar asam lemak bebas minyak jelantah yaitu didapatkan pengujian 15 g dengan hasil 0,192 % ± 0,09 sedangkan pada pengujian 90 g menunjukkan hasil 0,32 % ± 0,27 dengan spesifikasi SNI 3741-2002 kadar asam lemak bebas ialah maks 0,3 %. Dari penelitian pemurnian minyak jelantah menggunakan carbon active resin coated powder pada parameter oraganoleptik adanya perbaikan setelah pemurnian Sedangkan parameter pengujian pH, viskositas, bobot jenis dan kadar asam lemak bebas memenuhi persyaratan SNI.
Copyrights © 2021