p-Index From 2020 - 2025
0.882
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Buana Farma
Sudrajat Sugiharta
Fakultas Farmasi, Universitas Buana Perjuangan Karawang, Karawang, Indonesia

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

EVALUASI PEMURNIAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN CARBON ACTIVE RESIN COATED POWDER BERDASARKAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS Sudrajat Sugiharta; Nia Yuniarsih; Dadan Ridwanuloh
Jurnal Buana Farma Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v1i2.107

Abstract

Banyaknya sisa minyak jelantah maka perlu upaya memanfaatkan minyak jelantah dengan dilakukan pemurnian yang dapat diolah menjadi sabun, biodesel, lilin dan lain-lain. Metode yang dilakukan secara eksperimental melalui pemurnian minyak jelantah yang didapat dari pecel lele yang dimurnikan dengan carbon active resin coated powder, dengan perbandingan 15 g : 90 g pada hasil despicing minyak jelantah. Hasil penelitian organoleptik yaitu berupa bentuk semula kental menjadi sedikit kental, berwarna hitam kecokelatan manjadi bening kecokelatan dan aroma tengik kuat menjadi sedikit tengik. Selanjutnya hasil penetapan pH pemurnian minyak jelantah yaitu didapatkan nilai pH dari pengujian 15 g menunjukkan hasil 4,95 ± 0,63 sedangkan nilai pH dari pengujian 90 g yaitu 5,05 ± 0,63 telah diterima dengan spesifikasi (IS: 6357-1971) pH 6,5-8. Penentapan bobot jenis minyak jelantah yaitu didapatkan dari pengujian 15 g menunjukkan hasil 0,298 ± 0,0028 sedangkan pada pengujian 90 g menunjukkan hasil 0,287 ± 0,01 dengan spesifikasi SNI 01-3174-1995 bobot jenisnya ialah 0,900 g/cm3. Pengunjian viskositas didapatkan hasil 85 cps. Sedangkan hasil kadar asam lemak bebas minyak jelantah yaitu didapatkan pengujian 15 g dengan hasil 0,192 % ± 0,09 sedangkan pada pengujian 90 g menunjukkan hasil 0,32 % ± 0,27 dengan spesifikasi SNI 3741-2002 kadar asam lemak bebas ialah maks 0,3 %. Dari penelitian pemurnian minyak jelantah menggunakan carbon active resin coated powder pada parameter oraganoleptik adanya perbaikan setelah pemurnian Sedangkan parameter pengujian pH, viskositas, bobot jenis dan kadar asam lemak bebas memenuhi persyaratan SNI.
FORMULASI DAN EVALUASI SABUN TRANSPARAN BERBAHAN BAKU MINYAK JELANTAH Sudrajat Sugiharta
Jurnal Buana Farma Vol. 1 No. 3 (2021): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v1i3.165

Abstract

Latar belakang: Perawatan kulit menjadi sangat diperlukan untuk menjaganya tetap terlindung dari ancaman polusi, cara yang paling tepat untuk menjaga kesehatan kulit adalah dengan mandi teratur dengan menggunakan sabun. Pada pembuatan minyak jelantah menjadi sabun transparan bisa menghasilkan nilai ekonomisnya. Sabun transparan adalah sabun yang memiliki tingkat transparansi paling tinggi dan memancarkan cahaya yang menyebar dalam partikel-partikel kecilMetode: Desain penelitian menggunakan desain eksperimental laboratorium dengan pendekatan one shot case study dengan pendekatan rancangan acak lengkap (RAL) untuk mengetahui kualitas dari kelima formula sabun transparan dengan cara menganalisis kualitas sabun transparan meliputi pemeriksaan pemerian, pemeriksaan pH, uji kadar air, uji daya pembasah, dan uji daya busa terhadap air suling. dimana tiap pengujian dilakukan secara tiga kali ulangan..Hasil: Penelitian ini menunjukkan sabun transparan berbahan minyak jelantah dari F1, F2, F3, F4 dan F5 menunjukan warna kuning transparan, bertekstur halus dan keras, dan memiliki aroma parfum, serta tidak mengalami perubahan bermakna selama 2 minggu penyimpanan, pH sabun berkisar antara 9,41 – 9,61 dimana pH dari produk sabun yang dibuat masih memenuhi syarat standar mutu pH untuk sabun mandi yaitu berkisar antara 9-11, pada pengujian daya pembasah memiliki range 20,45- 30,1 detik dimana seluruh formula memenuhi persyaratan daya pembasah yaitu tidak kurang dari 0,2 detik, pada uji daya busa diuji sebelum dan sesudah penyimpanan 5 menit dihasilkan secara kuantitatif adalah 80,23% - 89,55%, pada uji kadar air didapatkan antara 16,1% - 18,60% dimana menunjukkan hasil yang optimal karena standar SNI 06-3532-1994 yaitu maksimal 15%. Kesimpulan: penelitian ini menyimpulkan bahwa sabun transparan yang didapatkan memiliki pemerian yang stabil selama penyimpanan, dan memenuhi syarat pH, syarat daya pembasah, uji daya busa, dan memenuhi uji kadar air.
PENGARUH WAKTU DEASETILASI TERHADAP HASIL PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN DARI LIMBAH TULANG SOTONG (Sepiella inermis) Iin Lidia Putama Mursal; Lia Fikayuniar; Neni Sri Gunarti; Sudrajat Sugiharta; Rodiah Empon
Jurnal Buana Farma Vol. 1 No. 3 (2021): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v1i3.206

Abstract

Tulang sotong (Sepiella inermis) berpotensi sebagai sumber kitosan. Kitosan merupakan polimer alami yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang salah satunya farmasi. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis kitosan dari limbah tulang sotong serta mempelajari pengaruh variasi waktu deasetilasi terhadap nilai rendemen, kadar air, kadar abu dan derajat deasetilasi. Untuk mensintesis kitosan dilakukan sintesis kitin terlebih dahulu dengan dua proses yaitu : demineralisasi dan deproteinisasi. Selanjutnya untuk sintesis kitosan ada pada proses deasetilasi menggunakan NaOH 60 % dengan perbandingan antara sampel dan pelarut yaitu 1:10 (b/v) dan variasi waktu deasetilasi yaitu 4 jam, 6 jam dan 8 jam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rendemen, kadar air, kadar abu dan derajat deasetilasi telah memenuhi persyaratan standar mutu kitosan dan nilai yang diperoleh menurun dikarenakan bertambahnya waktu deasetilasi namun untuk kadar air, tidak dipengaruhi oleh waktu deasetilasi, dan juga tulang sotong ini berpotensi untuk dijadikan bahan untuk membuat kitosan, hal ini didasarkan pada hasil FTIR karena memiliki gugus -OH, gugus -NH, serta tidak munculnya gugus C=O dari gugus amida yang merupakan karakteristik dari terbentuknya kitosan.
GAMBARAN POLA PENGGUNAAN OBAT DALAM SWAMEDIKASI PASIEN Rheumatoid Artritis DI APOTEK WARALABA KABUPATEN KARAWANG Sudrajat Sugiharta; Annisa Nur Apriliana; Iin Lidia Putama Mursal
Jurnal Buana Farma Vol. 1 No. 4 (2021): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v1i4.268

Abstract

Rheumatoid arthritis (RA) merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi pada lanjut usia dimana banyak pasien melakukan swamedikasi untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dideritanya. Swamedikasi jika dilakukan dengan tepat dapat bermanfaat baik bagi pasien, namun, pada pelaksanaanya sering menimbulkan terjadinya kesalahan pengobatan atau ketidakrasionalan pengobatan karena keterbatasan pengetahuan obat. Penelitian ini memiliki tujan untuk menelaah pola penggunaan obat dalam swamedikasi pasien RA di apotek waralaba Kabupaten Karawang. Desain penelitian ini yaitu observasional menggunakan kuesioner pada pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi RA. Pengambilan data dilakukan secara prospektif mulai tanggal 1 Agustus 2021 hingga 31 Oktober 2021. Instrument dalam penelitian ini berupa kuesioner yang terbagi menjadi empat bagian yang meliputi sosiodemografi responden, keluhan penyakit, sumber informasi obat dan tempat memperoleh obat serta pola penggunaan obat swamedikasi. Kuesioner yang digunakan peneliti telah valid dan reliabel dengan pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner menggunakan 30 responden. Dari 69 responden didapatkan data karakteristik sosiodemografi meliputi jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan, tanda dan gejala RA, lama keluhan, tindakan jika merasa nyeri, efek samping setelah mengkonsumsi obat rheumatoid arthritis. Dapat disimpulkan bahwa pola responden dalam swamedikasi RA mayoritas responden yaitu beristirahat (47,8 %) jika mengalami Rheumatoid Arthritis, memilih keluarga/teman (29%) sebagai sumber informasi obat dalam melakukan swamedikasi, 62,3%, responden memperoleh obat dari toko obat/apotek. Menggunakan antibiotik (20,3%) dan obat lain (36,2%) untuk menangani gejala yang dialami, mengkonsumsi 15 menit setelah makan (62,3%), memilih obat diminum saat nyeri saja (79,7%), serta memilih pengobatan selama 3 hari (78,3%).
PENGEMBANGAN HIDROGEL ALGA HIJAU Spirogyra sp SEBAGAI DESALINASI AIR PAYAU DENGAN DI PANTAI TANJUNG PAKIS KARAWANG Sudrajat Sugiharta; Farid Ahmad; Nia Yuniarsih
Jurnal Buana Farma Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v4i1.936

Abstract

Communities around the coast of Tanjung Pakis Karawang still consume a lot of brackish water for drinking, cooking and toilet purposes. Long-term use of brackish water will have detrimental effects on health. Brackish water contains high levels of salinity, total dissolved solids, total suspended solids, and mineral levels. There are various ways to improve brackish water quality so that it can be consumed, including hydrogel biosorption. This research aims to determine the level of desalination capability in brackish water, including testing temperature, pH, salinity, TDS, TSS using the green algae Spirogyra sp hydrogel, which is capable of desalination to improve water quality. This research uses a quasi-experimental method by comparing hydrogel preparations with powders and granules and using a zeolite comparison standard as a positive control. Hydrogel preparations are made with percentages of 0%, 2%, 4% and 6%. The organoleptic results showed that the hydrogel preparation had a dense texture and a distinctive odour of green algae with a dark green colour. The hydrogel preparation has a stable viscosity value in the H2 preparation, with a pH value that follows water quality standards (6.5-8.5). This hydrogel preparation has a good swelling value found in the H2 preparation. It has a high fraction value in the H4 preparation. Desalination data were analyzed using the ANOVA test. This research concludes that the green algae hydrogel preparation can desalinate brackish water based on the results of temperature, TSS and salinity tests compared with Zeolite and Hydrogel without algae in the three samples.