Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap jejak tradisi intelektual ulama tasawuf di Sumatera Timur abad XIX dan XX, yakni Syekh H. Abdul Wahab Rokan (1811-1926) dan Prof. Dr. H. Saidi Syekh Kadirun Yahya (1917-2001). Penelitian ini adalah penelitian studi tokoh dengan metode sejarah dan pendekatan sejarah sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; pertama, Syekh H. Abdul Wahab Rokan merupakan ulama tasawuf yang meletakkan pondasi tarekat Naqsyabandiyah pertama di Sumatera Timur, tepatnya di Babussalam, Langkat. Belajar secara informal dan nonformal kepada ulama-ulama di Tembusai, Minangkabau, serta Makkah. Beliau memiliki murid hingga ke negeri Jiran, Malaysia. Meskipun tidak pernah mengenyam pendidikan formal, beliau telah menghasilkan berbagai karya dibidang keagamaan. Kitab-kitab yang beliau tulis dicetak dipercetakan Babussalam Langkat. Di antara ajaran tarekat Naqsyabandiyah yaitu hidup sederhana, semangat etos kerja, saling tolong-menolong, tegas dan berpendirian, toleransi, ridha dan qana’ah, dan selalu merasa diawasi Allah. Kedua, Prof. Dr. H. Saidi Syekh Kadirun Yahya merupakan ulama tasawuf yang berbeda dengan yang lain. Tidak ada ciri keulamaan dalam bidang tasawuf yang melekat dalam diri beliau, bahkan jenjang pendidikan formal yang beliau tempuh secara keseluruhan merupakan bidang umum seperti kimia dan metafisika. Beliau memperoleh ajaran tarekat dari gurunya yang bernama Syekh Muhammad Hasyim dari Buayan. Ajaran tarekatnya agak kontroversial yakni dengan memadukan antara ajaran tarekat dengan dunia sains modern, sehingga tidak sedikit yang menolak ajarannya termasuk dosen-dosen di mana beliau menjadi pemilik yayasannya. Beliau merupakan sosok yang aktif berorganisasi dan memiliki karya dalam jumlah yang banyak, khususnya tentang metafisika dan tasawuf ilmiah.
Copyrights © 2020