Jumlah pasien HIV koinfeksi TB di dunia diperkirakan sebanyak 14 juta orang, sekitar 80% dijumpai di Sub-Sahara Afrika dan sekitar 3 juta pasien terdapat di Asia Tenggara. Adanya interaksi antara ARV, OAT dengan obat lain dapat menimbulkan toksisitas/ turunnya efek terapi pengobatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran interaksi obat pada pasien HIV koinfeksi TB di BLUD RSUD Sele Be Solu Kota Sorong yang meliputi karakteristik pasien, profil penggunaaan obat dan interaksi antara ARV, OAT dan obat lain.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pengambilan data rekam medik secara retrospektif yang dilaksanakan di BLUD RSUD Sele Be Solu Kota Sorong pada 23 September – 03 Oktober 2019. Populasi dan sampel dalam penelitian adalah seluruh pasien HIV koinfeksi TB yaitu 25 pasien. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Instrumen penelitian menggunakan lembar tabel interaksi obat (drug interaction checker).Hasil penelitian menunjukkan dari 25 data rekam medik pasien HIV koinfeksi TB berdasarkan jenis kelamin tertinggi pada laki-laki 52,0% dengan rentang usia tertinggi usia 30-39 tahun dengan tingkat pendidikan SMA. Obat ARV dan OAT yang diterima oleh pasien diminum satu kali dalam sehari. Jenis interaksi obat yang sering terjadi adalah interaksi antara Rifampisin dengan Efavirenz (interaksi farmakokinetik) dan Rifampisin dengan Isoniazid (interaksi farmakodinamik) yaitu sebanyak 25 interaksi.Kesimpulannya yaitu ada interaksi obat yang terjadi pada pasien HIV koinfeksi TB di BLUD RSUD Sele Be Solu Kota Sorong. Angka kejadian interaksi obat yang terjadi adalah 100,0%. Saran dari peneliti, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dampak yang dialami pasien akan interaksi obat yang terjadi.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2020