Kepiting bakau (Scylla olivacea) adalah satu komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Untuk memenuhi permintaan pasar yang cukup tinggi maka perlu dilakukan peningkatan produksi kepiting bakau baik jumlah maupun kualitasnya. Salah satu perkembangan teknologi budidaya perikanan dalam meningkatkan produksi kepiting bakau yakni produksi kepiting lunak atau kepiting soka (soft shell). Tingginya peminat terhadap kepiting soka akan mendorong para pembudidaya untuk memproduksi lebih banyak kepiting soka. Namun ada kendala yang di alami dalam kegiatan produksi kepiting soka yaitu penggunaan metode mutilasi organ tubuh seperti kaki jalan atau kaki renang, hal seperti ini dianggap tidak layak untuk dilakukan dan melanggar hukum. Berdasarkan uji yang telah dilakukan terbukti bahwa ekstrak bayam dapat diberikan melalui pakan buatan dan efektif mempercepat moulting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung durasi moulting kepiting bakau di tambak kepiting yang diberi tambahan bayam dengan konsentrasi yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode ekperimental, rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan setiap perlakuan memiliki 3 ulangan, pengamatan dilakukan setiap 24 jam. Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat pengaruh konsentrasi bayam terhadap durasi moulting kepiting bakau. Dengan uji Beda Nyata Terkecil maka diketahui bahwa penambahan bayam 60 gr (P4) merupakan konsentrasi yang paling baik, yaitu dengan rata-rata moulting 13 hari dan menjadi durasi yang paling cepat dibandingkan dengan perlakuan lainnya.Hasil pengukuran parameter kualitas air didapatkan suhu berkisar 28-31 oC, salinitas berkisar antara 22-25 ppt, derajat keasaman (pH) berkisar 6,9-7,3 dan oksigen terlarut berkisar antara 5,4-6,3 mg/l. Kondisi ini menunjukkan bahwa kualitas perairan cukup baik dan mendukung kehidupan kepiting bakau.
Copyrights © 2020