ABSTRAKDiantara cekaman abiotik yang berpengaruh terhadap kapas, maka cekaman kekeringan merupakan faktor utama pembatas produktivitas dan pengembangan kapas. Pengembangan kapas Indonesia kedepan lebih difokuskan pada lahan-lahan kering tadah hujan, maka upaya untuk perbaikan ketahanan varietas terhadap kekeringan  sangat  diperlukan.   Hasil  pengujian ketahanan  terhadap  kekeringan  secara  langsung ataupun tak langsung menggunakan simulasi PEG telah   menghasilkan   informasi   tentang   tingkat ketahanan beberapa aksesi plasma nutfah kapas. Pemanfaatan plasma nutfah kapas dalam persilangan melalui  pengumpulan  dan  piramida  gen  toleran kekeringan dan serangan hama penghisap A. biguttula telah menghasilkan dua varietas baru yaitu Kanesia 14 dan  Kanesia 15. Selain  pendekatan  pemuliaan konvensional, juga terbuka peluang pengembangan varietas  baru  kapas  tahan  kekeringan  melalui transformasi gen yang menghasilkan kapas transgenik tahan kekeringan. Pendekatan transgenik berpeluang untuk  mengkombinasikan  beberapa  gen  penyandi sifat-sifat yang berbeda yang berasal dari spesies lain ke  dalam  genom  kapas.   Beberapa  gen  telah ditransformasikan ke dalam beberapa tanaman antara lain arabidopsis, tembakau, tomat, padi, dan kapas yang  telah  menghasilkan  varietas  baru  tahan kekeringan. Dukungan teknologi berupa varietas tahan kekeringan  atau  sifat-sifat  unggul  lainnya  harus diimbangi dengan dukungan teknologi budidaya yang efisien sehingga peningkatan produksi kapas secara signifikan dapat tercapai.Kata kunci: Gossypium hirsutum L., transgenik, toleran kekeringan ABSTRACTThe Use of Transgenic Approach in Developing Drought Tolerant Cotton VarietiesAmong abiotic stresses, drought is the most crucial factor  that  influence  cotton’s  productivity  and development. As cotton development in Indonesia is focused in dry-rainfed areas, measures for developing drought tolerance varieties are needed. Evaluation of cotton accessions tolerance to drought has been done directly in the field, or indirectly by PEG simulation and resulted in drought tolerance cotton accessions. Hybridization by genes pooling or gene-pyramiding approaches involving selected accessions which are tolerant to drought and jassids attack, A. biguttula, have resulted in two new cotton varieties namely Kanesia 14 and Kanesia 15. In addition to conventional breeding, there are new avenues to engineer transgenic cotton varieties resistant to drought. by transforming the identified genes responsible for drought resistance. Transgenic technologies could combine several genes  responsible for different characters in cotton genome. A number of genes have been transformed into various plants such as arabidopsis, tobacco, tomato, rice,  and  cotton,  and  have  conferred  improved resistance to drought. Technology support in terms of high yielding promising varieties resistant to drought or other characters should be accomplished with efficient farming techniques so that significant increase in cotton production can be achieved.Keyword: Gossypium hirsutum L., transgenic, drought tolerant
Copyrights © 2009