Kacang merah (Phaseolus vulgaris L) berpotensi untuk diolah menjadi tempe. Mutu tempe dipengaruhi oleh proses pengolahan dan cara pengemasan selama proses fermentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh ketebalan kacang merah dan persen aerrasi dari kemasan terhadap mutu tempe kacang merah yang dihasilkan. Grits kacang merah 10 mesh yang telah direbus diinokulasi dengan campuran kapang Rhizopus oryzeae dan Rhizopus oligosporus, dikemas plastik dengan perlakuan ketebalan (1, 2, dan 3 cm) dan aerasi (1%, 2,5% dan 4%), dan difermentasi selama 36 jam pada suhu 30 oC untuk menghasilkan tempe. Mutu tempe dievaluasi berdasarkan parameter fisik (kekompakan, rendemen, dan warna), dan kimia (kadar protein, protein terlarut, dan daya cerna protein). Tempe yang dikemas dengan ketebalan satu cm dan aerasi satu persen memberikan mutu paling baik dibandingkan perlakuan lain, yaitu kompak, rendemen tinggi (94,7%), dan warna putih kekuningan (L=61,23; a*=2,33; b*=13,29). Tempe tersebut mengandung protein (23.75%bb), protein terlarut (25.1%), dan daya cerna protein (87,1%) yang tinggi. Namun demikian, penerimaan secara organoleptik terhadap tempe kacang merah grits ini masih belum sebaik tempe kedelai.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2020