Jurnal Konstruksia
Vol 12, No 1 (2020): Jurnal Konstruksia Vol 12 No. 1 Tahun 2020

ALTERNATIF STABILITAS TIMBUNAN DENGAN BATASAN KORELASI PARAMETER TANAH SEPANJANG TOL SERANG-PANIMBANG MENGGUNAKAN SLOPE-W

Azzah Balqis Sabbah (Universitas Negeri Semarang)
Retno Mayasari (Universitas Negeri Semarang)
Isna Pratiwi (Universitas Negeri Semarang)



Article Info

Publish Date
12 Apr 2021

Abstract

Penelitian ini mengkaji mengenai variasi batas tinggi timbunan jalan yang dapat dibangun pada proyek Tol Serang - Panimbang umumnya berada pada tanah kohesif. untuk lokasi yang berada pada tanah khusus seperti tanah organik tidak dibahas dalam artikel ini. Hasil parameter tanah diambil melalui dua tahap yaitu site investigation dan pengujian laboratorium. Parameter yang digunakan sebagai dasar perhitungan yaitu NSPT, c, ϕ, dan ϒ. Untuk menyederhanakan analisa dibuat korelasi  parameter-parameter tanah dasar dari kombinasi antara hasil data pengujian lapangan dan data laboratorium yaitu berat jenis tanah, kohesi dan sudut geser menghasilkan 5 layer tanah yaitu layer 1 (Nspt: 0 - 4, c:4 kPa, ϕ:10o, ϒ:15 kN/m³), layer 2 (Nspt: 5 - 8, c:10 kPa, ϕ:10 o, ϒ:16 kN/m³), layer 3 (Nspt: 9 - 12, c:18 kPa, ϕ:10 o , ϒ:16 kN/m³), layer 4 (Nspt: 13 - 15, c:26 kPa, ϕ:10 o , ϒ:17 kN/m³), layer 5 (Nspt: 16 - 20, c:30 kPa, ϕ:10 o , ϒ:17 kN/m³). Pemodelan tinggi timbunan sepanjang 50 km berkisar pada 0 - 15 m dari permukaan tanah dasar dengan slope 1:2 menggunakan Slope-W 2012. Tiap layer dimodelkan dengan variasi tinggi timbunan 0 - 15 m. Apabila faktor keamanan slope sudah lebih dari 1.5 maka variasi tersebut yang menjadi batas minimum tinggi timbunan dan minimum nilai Nspt tanah dasar timbunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa slope dengan ketinggian maksimum 7 m harus berada di tanah dasar Nspt minimum 5 - 8, ketinggian 8 - 11 m harus berada di tanah dasar Nspt minimum 9 - 12, ketinggian 12 - 15 m harus berada di tanah dasar Nspt minimum 13 - 15.

Copyrights © 2020