Kemajuan internet saat ini telah mempengaruhi hampir setiap bagian kegiatan operasional di organisasi. Hal ini pun tak dapat dielakkan dari dunia pendidikan dan pelatihan dengan lahirnya E-Learning. Namun dalam implementasinya beberapa institusi pendidikan hanya terkesan sekedar ikut-ikutan trend teknologi atau hanya sekedar melaksanakan anggaran proyek tanpa melakukan studi kelayakan atau tahap perencanaan yang matang sehingga terkadang manfaat yang diharapkan dari implementasi tidak maksimal bahkan cenderung sia-sia. Kesiapan dalam implementasi E-Learning sendiri merupakan kesiapan fisik dan mental suatu organisasi dalam melaksanakan, melakukan tindakan dan membuat pengalaman E-Learning. E-Learning Readiness menggambarkan seberapa siap suatu organisasi dalam beberapa aspek untuk mengimplementasikan E-Learning, kesiapan tidak hanya pengajar dan siswa tetapi kesiapan organisasi itu sendiri. E-Learning tidak sekedar mengupload bahan ajar ke Internet atau melakukan konten pembelajaran, tetapi lebih merupakan rekonstektualisasi dan rekonseptualisasi proses pembelajaran kedalam paradigma baru pedagogi digital. Paradigma ini memiliki implikasi pada perubahan kultur pembelajaran konvensional ke kultur E-Learning. Model ELR (E-Learning Readiness) dirancang untuk menyederhanakan proses dalam memperoleh informasi dasar yang diperlukan dalam mengembangkan e-learning. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh skala kesiapan tersebut dapat dijadikan sebagai acuan untuk melihat sejauhmana kesiapan institusi untuk menerapkan E-Learning bukan hanya dari segi teknologi, infratruktur dan sumber daya manusia tetapi juga dari segi kultur dan lingkungan.
Copyrights © 2019