Jurnal Farmasi dan Sains Indonesia (JFSI)
Vol 1 No 1 (2018)

PENGAWETAN MI BASAH YANG AMAN DENGAN MENGGUNAKAN PENGAWET DARI LIMBAH CANGKANG KEPITING HIJAU (Silla serrata)

Warlan Sugiyo (Akademi Farmasi Nusaputera Semarang)
Buanasari (Akademi Farmasi Nusaputera Semarang)
Sri Suwarni (Akademi Farmasi Nusaputera Semarang)
Felisia Bani Ban (Akademi Farmasi Nusaputera Semarang)



Article Info

Publish Date
20 Apr 2018

Abstract

Telah dilakukan penelitian yang berjudul “Pengawetan mi basah yang aman dengan menggunakan pengawet dari limbah cangkang kepiting hijau (Scilla serrata)”. Adapun tujuan penelitian ini adalah dapat memanfaatkan limbah yang tidak berguna menjadi bahan yang sangat berguna sebagai pengawet makanan yang aman seperti kitin dan kitosan dari limbah cangkang kepiting hijau yang digunakan untuk dapat mengawetkan mi basah dengan aman. Penelitian ini diawali dengan kegiatan preparasi sampel dari limbah cangkang kepiting hijau, yang dilakukan dengan pemisahan cangkang dari dagingnya. Ekstraksi kitin dilakukan dengan deproteinasi dengan larutan NaOH 3,5% 650 C selama 2 jam (1 : 10) (W/V), demineralisasi dengan larutan HCl 1 N pada suhu kamar 30 menit (1 : 15) (W/V), dan penghilangan warna dengan menggunakan aseton serta pemutihan menggunakan NaOCl 0,315% T kamar 30’ (1 : 10) (W/V). Transformasi kitin menjadi kitosan dilakukan dengan upaya deasetilasi menggunakan larutan pekat NaOH 50% (1 : 10) (W/V). Kitin dan kitosan yang diperoleh kemudian diaplikasikan untuk mengawetkan mi basah kemudian diteliti perbedaan daya pengawetnya masing-masing. Variasi penelitian terdiri dari variasi waktu (jumlah hari), variasi pemberian pengawet kitin, kitosan dan tanpa pengawet pada mi basah serta variasi prosentasi kitin / kitosan dalam larutan asam cuka: 5%, 7,5%, 10%, 12,5%, 15%. Hasil penelitian yang diperoleh pada mi basah dengan pengawetan kitosan, jamur/bakteri (perubahan warna dan bau) muncul pada hari ke 7( 5%), hari ke 7 (7,5%), hari ke 8 (10%), hari ke 9 (12,5%), hari ke 10(15%), pada mi basah dengan pengawetan kitin, jamur/bakteri (perubahan warna dan bau) muncul pada hari ke 5( 5%), hari ke 6 (7,5%), hari ke 7 (10%), hari ke 8 (12,5%), hari ke 9 (15%), sedangkan pada mi tanpa pengawetan, jamur/bakteri (perubahan warna dan bau) muncul pada hari ke 2. Hal ini menunjukkan daya pengawet mi basah senyawa kitosan lebih baik dari kitin.

Copyrights © 2018






Journal Info

Abbrev

jfsi

Publisher

Subject

Biochemistry, Genetics & Molecular Biology Chemistry Health Professions Medicine & Pharmacology Neuroscience

Description

Focus and Scope Jurnal Farmasi & Sains Indonesia is an open-access journal that published twice a year by Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Nusaputera. This journal is a media of research publication on all aspects of pharmaceutical & science that is innovative, creative, original and based on scientific. ...