Kuliner adalah salah satu ciri khas dari setiap daerah. Salah satu keunikan kuliner adalah penamaannya. Biasanya penamaan kuliner didasarkan pada makna ikonis dan makna indeks. Artikel ini bertujuan untuk memaparkan makna ikonis dan makna indeks dari kuliner khas Purworejo. Selain itu, artikel ini juga mendeskripsikan hubungan antara aspek dengan makna indeks dan makna ikonis. Penelitian dalam artikel ini bersifat kualitatif. Data penelitian ini adalah nama-nama kuliner khas Purworejo, transkripsi hasil wawancara dan dokumentasi berupa gambar. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan wawancara tak terstruktur. Hasil kajian makna ikonis dan makna indeks dari kuliner khas Purworejo adalah sebagai berikut: (1) Dawet Ireng Jembut Kecabut yang memiliki kesamaan dengan warna dawet yang hitam dan nama jembut kecabut berasal dari warung dawet Pak Ahmad; (2) Sate Winong yang namanya berasal dari daerah tempat dijualnya sate tersebut; (3) Kue Lompong berasal dari nama lompong atau talas. Daun talas kering tersebut menjadi pewarna dari kue lompong; (4) Clorot memiliki kesamaan dengan cara makannya yang di-clorot atau ditekan ke atas. Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada makna ikonis dan makna indeks dari nama-nama kuliner khas Purworejo dan nama-nama kuliner tersebut tidak bersifat arbitrer.Kata kunci: ekolinguistik, kuliner khas Purworejo, makna ikonis, makna indeks Culinary is one of the characteristics of each region. One of the culinary uniqueness is its naming. Usually culinary naming is based on iconic meaning and the meaning of index. This article aims to describe iconic meaning and index meaning from Purworejo culinaries. Other than that, this article also describes the relationship between aspects with iconic meaning and index meaning. Research in this article is qualitative research. The data of this research are Purworejo culinary names, interview transcript and images documentation. Data collections were done by literature study and unstructured interviews. The result of iconic meaning and index meaning from Purworejo’s culineries are: (1) Dawet Ireng Jembut Kecabut which has similarities with the black color of dawet and the name Jembut Kecabut comes from Pak Ahmad’s dawet shop; (2) Sate Winong, whose name comes from the area where the satay is sold; (3) Kue Lompong comes from name Lompong or taro. The dried taro leaves become the coloring of the kue lompong; (4) Clorot is similar to the way it is eaten which is clotted or pressed upwards. From the results of this article, it can be concluded that there are iconic meaning and index meaning of Purworejo culinary names and culinary names are not arbitrary.Keywords: ecolinguistics, Purworejo culinary, iconic meaning, index meaning
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2021