Penelitian dilatarbelakangi dengan masalah siswa kelas IV yang belum sepenuhnya menguasai konsep pecahan senilai pada salah satu sekolah dasar di Tasikmalaya. Masalah ini berpengaruh sampai siswa naik ke kelas V yang dibuktikan dengan kurangnya penguasaan konsep menyederhanakan pecahan. Artinya, dalam mempelajari pecahan senilai, siswa mengalami hambatan belajar (learning obstacle). Penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui faktor hambatan belajar siswa yang kemudian dijadikan perhatian bagi guru agar mengantisipasi jika masalah yang sama terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor ontogenical obstacle dan didactical obstacle. Metode yang digunakan yakni deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian diantaranya guru, siswa kelas V yang telah mempelajari pecahan senilai di kelas IV, dan dokumen yang relevan berkaitan dengan materi pecahan senilai. Hasil penelitian terdiri dari faktor ontogenical obstacle seperti pemahaman siswa tentang pecahan belum sampai pada konsep bagi adil sebagai materi prasyarat yang seharusnya dipahami siswa sebelumnya. Adapun faktor didactical obstacle diidentifikasi dari 1) guru yang tidak menggunakan RPP sebagai acuan dalam mengajar sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran dilakukan seadanya mengikuti materi dalam buku yang sudah tersedia; 2) strategi pembelajaran dimasa pandemi, guru hanya memberikan tugas tanpa menjelaskan materi pecahan senilai kepada siswa.
Copyrights © 2021