Penelitian ini dilatarbelakangi tentang salah satu aktifitas sosial budaya dalam mayoritas masyarakat yang memperlakukan ari-ari bayi dengan cara dikubur. Akan tetapi, berbeda dengan masyarakat di Dusun Dwi Wibowo Desa Ngujang yang memperlakukan ari-ari bayi dengan cara di larungkan ke sungai. Rumusan masalah dalam skripsi ini adalah bagaimana sejarah proses terjadinya larung ari-ari di Dusun Dwi Wibowo, proses pelaksanaan larung ari-ari, serta makna yang terkandung dalam larung ari-ari di Dusun Dwi Wibowo Desa Ngujang Kec. Kedungwaru Kab. Tulungagung. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan etnografi. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah 1) sejarah tradisi larung ari-arii di dusun Dwi Wibowo merupakan tradisi yang diwariskan dari nenek moyang atau sesepuh dusun tersebut. Mereka meyakini bahwa ari-ari merupakan sedulur bayi harus diperlakukan secara khusus. 2) proses pelaksanaan larung ari-ari, yang pertama menyediakan perlengkapan-perlengkapan yaitu kendil, kain mori, garam, daun waru, bawang merah, bawang putih, kunyit, jarum dan benang, buku, pensil, bunga mawar merah, mawar putih, kenanga, dan lilin. Setelah ari-ari dimasukkan ke kendil bersamaan dengan perlengkapan tersebut, kemudian bapak dari si bayi membawa ke pinggiran aliran sungai dan melakukan pelarungan. 3) makna dalam larung ari-ari yaitu sebagai rasa syukur telah dilahirkannya bayi di dunia, memberikan keselamatan, kebahagiaan, ketentraman, dan harapan yang baik untuk si bayi dalam kehidupannya.
Copyrights © 2021