Saat ini partisipasi generasi milenial dalam angkatan kerja mulai mendominasi. Namun para milenial yang bekerja menghadapi kondisi yang sulit dalam menghadapi stres dan kelelahan bekerja. Generasi milenial lebih menginginkan adanya work-life balance dibandingkan generasi Xers dan Baby Boomers. Work-life balance telah menjadi perhatian bagi karyawan yang menuntut pada keseimbangan kualitas kehidupan kerja dengan kualitas kehidupan pribadi. Studi penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif menggunakan pendekatan fenomenologi yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengeksplorasi secara mendalam tentang work-life balance. Data dikumpulkan dari wawancara dengan sejumlah 10 karyawan milenial level manajerial di lingkungan kerja berbasis syariah yang terindikasi merasakan hambatan dalam usahanya mencapai work-life balance. Temuan dari penelitian ini berhasil mengidentifikasi penyebab, konflik peran, dampak work-life balance, upaya individu mengelola work-life balance, faktor yang mendasari pemaknaan konsep work-life balance, dan manifestasi pemaknaan work-life balance. Hambatan yang ditemui individu dalam memenuhi work-life balance disebabkan oleh keterbatasan diri dalam mendistribusikan personal resources terhadap domain kehidupan. Pemaknaan konsep work-life balance oleh karyawan milenial level manajerial didasari oleh faktor individual dan faktor organisasi. Manifestasi pemaknaan setiap individu dilakukan dengan cara yang unik dan berbeda yang mencakup keadilan pembagian resources, perolehan kualitas hidup, hubungan timbal balik antar domain, pemisahan domain secara jelas, kesetaraan kehidupan duniawi dan akhirat.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2020