This study aims to analyze the impact of the management social forestry system on economic aspect at Tebing Siring village, Bajuin District, Tanah Laut Regency. This study is conducted using quantitative and qualitative approaches. Quantitative approach methods using questionnaires and observations. While the qualitative approach requires understanding using observations, open interviews, interviews with certain informants or with document / library studies. Data sources used in the form of primary and secondary data Primary data is data obtained directly in the field. Secondary data is data obtained from data that has been available from relevant agencies, as well as available literature. Based on the research it can be seen that the contribution of social forestry business to the income of KTHKm Ingin supported by 6 farming businesses including beekeeping, breeding, oyster mushrooms, fish farming, cattle farming, to rubber latex which is the largest business contribution of farming activities carried out because it reaches 40,00% of the overall contribution of social forestry contributions The social forestry program is able to contribute to increasing business opportunities and employment in Tebing Siring Village, there is an increase in income of KTHKM members wanting to progress in each month from Rp.415,200 in 2011 to Rp.1,125,000 in 2019.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pengelolaan sistem Perhutanan Sosial terhadap aspek ekonomi di Desa Tebing Siring, Kecamatan Bajuin, Kabupaten Tanah Laut. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Metode pendekatan kuantitatif menggunakan kuesioner dan pengamatan. Sedangkan metode pendekatan kualitatif membutuhkan pemahaman menggunakan pengamatan, wawancara terbuka, wawancara dengan informan tertentu atau dengan studi dokumen/pustaka. Sumber data yang digunakan berupa data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang didapat langsung dilapangan. Data sekunder merupakan data yang didapat dari data yang telah tersedia dari Dinas terkait, maupun litelatur yang tersedia. Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa kontribusi usaha perhutanan sosial terhadap pendapatan anggota KTHKm Ingin Maju didukung oleh 6 usaha tani diantara perlebahan, pembibitan, jamur tiram, budidaya ikan, peternakan sapi, hingga lateks karet yang merupakan kontribusi usaha terbesar dari usaha tani yang dilaksanakan karena mencapai 40,00% dari keseluruhan dari keseluruhan hasil kontribusi perhutanan sosial. Program perhutanan sosial ini mampu berkontriusi meningkatkan peluang usaha dan pekerjaan di Desa Tebing Siring, terdapat peningkatan pendapatan anggota KTHKm Ingin Maju dalam setiap bulannya dari Rp. 415.200 di tahun 2011 menjadi Rp. 1.125.000 di tahun 2019
Copyrights © 2022