Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN HUTAN DIBALAI ADAT PIPITAK JAYA KALIMANTAN SELATAN Siti Raihanah; Hafizianor Hafizianor; Hamdani Fauzi
Jurnal Sylva Scienteae Vol 1, No 2 (2018): Jurnal Sylva Scienteae Vol 1 No 2, Edisi Oktober 2018
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.863 KB) | DOI: 10.20527/jss.v1i2.485

Abstract

Kearifan LokalMasyarakat Dalam Pengelolaan Hutan di Balai Adat Pipitak Jaya Kalimantan Selatan. Tujuan umum dari penelitian ini untuk mengkaji kearifan masyarakat lokal dalam pengelolaan hutan di Balai Adat Pipitak Jaya Kecamatan Piani Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan. Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek superstruktur ideologis pada masyarakat Desa Pipitak Jaya, untuk mengetahui aspek struktur sosial masyarakat yang ada pada Desa Pipitak Jaya, dan untuk mengetahui aspek infrastruktur material pada masyarakat Desa Pipitak Jaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif etnografi, dimana metode penelitian kualitataif etnografi ini merupakan pendekatan penelitian yang dilakukan pada kondisi alamiah yang berkembang apa adanya.Teknik penentuan informan menggunakan porposive yaitu cara penentuan yang berdasarkan atas tujuan tertentu dan atas pertimbangan peneliti yang dimana informan yang dipilih mengetahui informasi dengan masalah yang akan diteliti seperti mengenai nilai budaya dan kearifan lokal. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara dan studi dokumen. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diidentifikasi bentuk-bentuk kearifan lokal pada komponen sosio kultural masyarakat yaitu: superstruktur ideologis, struktur sosial dan infra struktur material. Adapun superstruktur ideologis meliputi ritual adat, kepercayaan, pantangan-pantangan dan pengetahuan lokal. Struktur sosial meliputi lembaga adat dan aturan adat. Infrastruktur material meliputi perladangan, perkebunan dan pemungutan hasil hutan.
PERTUMBUHAN TANAMAN AGROFORESTRI DAN KONDISI TAPAK DI AREAL REVEGETASI DI KAWASAN HUTAN LINDUNG LIANG ANGGANG BANJARBARU Risna Hardiyanti; Hamdani Fauzi; Eko Rini Indrayatie
Jurnal Sylva Scienteae Vol 4, No 6 (2021): Jurnal Sylva Scienteae Volume 4 No 6 Edisi Desember 2021
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (802.946 KB) | DOI: 10.20527/jss.v4i6.4603

Abstract

This study aims to analyze the growth of agroforestry plants and soil fertility at site conditions in the revegetation area of the Protected Forest Area Liang Anggang Banjarbaru. This research was conducted in the Liang Anggang Protected Forest Area, for 3 months. To analyze plant growth data and analysis of soil fertility using two methods, namely the analysis of plant growth using the method of determining the percentage of plant growth, while the analysis of soil fertility in site conditions based on physical and chemical of soil characteristics. The results showed that in the research location there were 9 types of plants, namely Petai, Belangiran, Mango, Longan, Rambutan, Soursop, Sawo, Jengkol and Citrus plants with a total plant of 377 individuals. There were 214 individuals at location 1 and there were 163 individuals at location 2. The highest percentage of plant life was petai at 63.69% and the lowest percentage was soursop plants at 6.25%. The highest plant height was jengkol at 177.83 cm, while the lowest was longan plant at 58.62 cm. The highest plant diameter was petai plants with a diameter of 2.1 cm while the lowest was longan plants with a diameter of only 1.0 cm. Soil fertility in the research site, the soil type has low fertility. The low fertility at the research location is due to limiting factors, namely the low content of P2O5, K2O and saturation of soil alkalisPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan tanaman agroforestri dan kesuburan tanah pada kondisi tapak di areal revegetasi di Kawasan Hutan Lindung Liang Anggang. Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Hutan Lindung Liang Anggang, Selama 3 bulan. Untuk menganalisis data pertumbuhan tanaman dan analisis kesuburan tanah menggunakan dua metode yaitu analisis pertumbuhan tanaman menggunakan metode penentuan persentase tumbuh tanaman sedangkan analisis kesuburan tanah pada kondisi tapak dengan menggunakan uji sifat fisik dan kimia tanah. Hasil penelitian diketahui bahwa dilokasi penelitian terdapat 9 jenis tanaman yaitu tanaman Petai, Belangiran, Mangga, Kelengkeng, Rambutan, Sirsak, Sawo, Jengkol dan Jeruk dengan total tanaman sebanyak 377 individu. Ada sebanyak 214 individu pada lokasi 1 dan terdapat 163 individu pada lokasi 2. Persentase hidup tanaman yang tertinggi ialah petai sebesar 63,69% dan persentase yang terendah ialah tanaman Sirsak sebesar 6,25%. Tinggi tanaman yang tertinggi ialah tanaman jengkol sebesar 177,83 cm sedangkan yang terendah ialah tanaman kelengkeng sebesar 58,62 cm. Diameter tanaman yang tertinggi ialah tanaman petai dengan diameter 2,1 cm sedangkan yang terendah ialah tanaman kelengkeng dengan diameter hanya 1,0 cm. Kesuburan tanah pada tapak penelitian, jenis tanahnya memiliki kesuburan rendah. Faktor pembatas yang menyebabkan rendahnya kesuburan pada lokasi penelitian, rendahnya kandungan P2O5, K2O dan kejenuhan basa tanah
DAMPAK PERHUTANAN SOSIAL TERHADAP ASPEK EKONOMI (STUDI KASUS PADA HUTAN KEMASYARAKATAN DESA TEBING SIRING, KABUPATEN TANAH LAUT) Dinda Permatasari; Hamdani Fauzi; Muchtar Effendi
Jurnal Sylva Scienteae Vol 3, No 6 (2020): Jurnal Sylva Scienteae Volume 3 No 6 Edisi Desember 2020
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.369 KB) | DOI: 10.20527/jss.v3i6.4716

Abstract

This study aims to analyze the impact of the management social forestry system on economic aspect at Tebing Siring village, Bajuin District, Tanah Laut Regency. This study is conducted using quantitative and qualitative approaches. Quantitative approach methods using questionnaires and observations.  While the qualitative approach requires understanding using observations, open interviews, interviews with certain informants or with document / library studies.  Data sources used in the form of primary and secondary data Primary data is data obtained directly in the field.  Secondary data is data obtained from data that has been available from relevant agencies, as well as available literature.  Based on the research it can be seen that the contribution of social forestry business to the income of KTHKm Ingin supported by 6 farming businesses including beekeeping, breeding, oyster mushrooms, fish farming, cattle farming, to rubber latex which is the largest business contribution of farming activities carried out because it reaches 40,00% of the overall contribution of social forestry contributions The social forestry program is able to contribute to increasing business opportunities and employment in Tebing Siring Village, there is an increase in income of KTHKM members wanting to progress in each month from Rp.415,200 in 2011 to Rp.1,125,000 in 2019.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pengelolaan sistem Perhutanan Sosial terhadap aspek ekonomi di Desa Tebing Siring, Kecamatan Bajuin, Kabupaten Tanah Laut. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Metode pendekatan kuantitatif menggunakan kuesioner dan pengamatan. Sedangkan metode pendekatan kualitatif membutuhkan pemahaman menggunakan pengamatan, wawancara terbuka, wawancara dengan informan tertentu atau dengan studi dokumen/pustaka. Sumber data yang digunakan berupa data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang didapat langsung dilapangan. Data sekunder merupakan data yang didapat dari data yang telah tersedia dari Dinas terkait, maupun litelatur yang tersedia. Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa kontribusi usaha perhutanan sosial terhadap pendapatan anggota KTHKm Ingin Maju didukung oleh 6 usaha tani diantara perlebahan, pembibitan, jamur tiram, budidaya ikan, peternakan sapi, hingga lateks karet yang merupakan kontribusi usaha terbesar dari usaha tani yang dilaksanakan karena mencapai 40,00% dari keseluruhan dari keseluruhan hasil kontribusi perhutanan sosial. Program perhutanan sosial ini mampu berkontriusi meningkatkan peluang usaha dan pekerjaan di Desa Tebing Siring, terdapat peningkatan pendapatan anggota KTHKm Ingin Maju dalam setiap bulannya dari Rp. 415.200 di tahun 2011 menjadi Rp. 1.125.000 di tahun 2019
PERSEPSI DAN ASPIRASI MASYARAKAT SERTA KEARIFAN LOKAL UNTUK KEGIATAN REVEGETASI PADA LAHAN BEKAS TAMBANG BATUBARA (Studi di Dusun Beliaspa Desa Batang Banyu, Kabupaten Banjar) Mahrus Aryadi; Hamdani Fauzi
Jurnal Hutan Tropis Vol 13, No 1 (2012): Jurnal Hutan Tropis Borneo Volume 13 No 1 Edisi Maret 2012
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jht.v13i1.1498

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali persepsi dan aspirasi masyarakat terhadap rencana pembuatan plot percontohan revegetasi di lahan bekas tambang, dan menggali kearifan lokal tentang teknik revegetasi yang telah dikembangkan oleh Pak Madroji. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Beliaspa Desa Batang Banyu Kecamatan Sambung Makmur Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Waktu penelitian selama 1 (satu) bulan, yaitu Bulan Juli 2011. Hasil penelitian menunjukkan responden mendukung dan menyetujui pembangunan demplot revegetasi lahan bekas tambang batubara (72,73%) dengan catatan lahan tetap menjadi hak milik mereka, melibatkan masyarakat dan kelembagaan Kelompok Tani, pemilihan jenis yang bermanfaat dan bernilai ekonomis.  Kearifan lokal Pak Matroji dapat menjadi referensi dalam pembuatan demplot terutama dalam pemilihan calon lokasi dan perlakuan dengan membuat lubang lingkaran (jari-jari 50 cm) berisi pupuk kandang yang mengitari bibit yang ditanami hingga tanaman berumur 3 tahun.Kata Kunci :persepsi, aspirasi, kearifan lokal, revegetasi
DAMPAK HUTAN KEMASYARAKATAN TERHADAP ASPEK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT (STUDI PADA MASYARAKAT PEDULI GAMBUT SUKAMAJU, KPH KAYU TANGI) Martapani, Ahmad Nopan; Fauzi, Hamdani; Naparin, Muhammad
JURNAL RIMBA LESTARI Vol 1 No 1 (2021): Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Jurusan Kehutanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/rimbalestari.v1i1.387

Abstract

The purpose of this research was to describe the Community Forest program, and analyze the benefits of Community Forest to the social economic aspects of MPG Suka Maju group members as a IUPHKm. The determination of informants was done deliberately based on the data of members of the group who were still active in the membership which amounts to 19 people. The research approach used in this study was exploratory and descriptive of analytics. Data collection techniques use observation, interview and documentation techniques. HKm had a positive impact on the community both on social and economic aspects. HKm could be a solution for farmers in ensuring their legality in accordance with the government's objectives as a program to improve the welfare of the community. The social impact occurs on HKm MPG SukaMaju farming group was in the form of increasing public knowledge of social forestry that provides community opportunities to manage forests. In addition, it also had the effect of resolving land conflicts, changes in people's behavior in clearing land without burning, and the strengthening of the gotong royong culture that was beginning to fade. The economic impact on MPG SukaMaju farmers group was in the form of increased production, increased revenue, labor absorption, business opportunity development, and business partnerships.