Untuk menjalani sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi di Fakultas Kedokteran diperlukanmahasiswa yang memiliki kebugaran fisik yang baik. Kebugaran fisik melalui peningkatanefesiensi kerja jantung dan peningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh. Aktivitas fisikterbukti dapat meningkatakan kebugaran fisik. Jenis aktivitas fisik lain yang sedangdikembangkan saat ini karena dapat meningkatkan kebugaran fisik adalah Dance MovementTherapy (DMT). Salah satu jenis tarian tradisional yang sudah dikenal oleh masyarakat luasadalah Tarian Ja’i. Tarian ini bisa dijadikan sebagai DMT sekaligus unsur aerobik karenagerakan tarian tersebut melibatkan kelompok otot-otot besar di kepala/leher, tangan, dan kaki.Tujuan penelitian ini untuk membuktikan adanya pengaruh Tarian Ja’i terhadap kebugaranfisik mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana. Metode yang digunakanpada jenis penelitian ini adalah randomized pre and post test controlled group design.Tempat penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana. Waktupenelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2019. Sampel penelitian adalahMahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana yang memenuhi kriteria inklusidan eksklusi. Mahasiwa yang masuk kriteria inklusi kemudian menjalani tes kebugaran fisiksebelum dan sesudah perlakuan tarian Ja’i selama 3 minggu, dengan lari pada lintasan 2,4 kmdan waktu tempuh dicatat berdasakan stop watch. Kelompok perlakuan diberi Tarian Ja’idurasi + 30 menit dengan intensitas moderat sesuai dengan target kisaran heart rate 50-70%berdasarkan metode Karvonen serta dalam rentang skala borg RPE 12-16. Tarian Ja’idilakukan selama 3x seminggu selama 3 minggu. Kelompok kontrol tidak diberikan latihankhusus. Pelaksanaan latihan senam aerobik low impact selama 3 minggu dengan 9 kalipertemuan. Analisa data menggunakan uji t-berpasangan (paired t-test). Hasil yang diperolehyaitu variabel waktu tempuh lari kelompok perlakuan Tarian Ja’i sebelum dan setelahperlakuan menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna (p≤0,05). Pada variabel waktutempuh lari kelompok perlakuan Tarian Ja’i sebelum dan setelah perlakuan menunjukkanadanya perbedaan bermakna dengan waktu tempuh tes lari 2,4 km dari rerata sebelumperlakuan 21' 06" menjadi 18' 23" setelah tiga minggu perlakuan (p≤0,05). Sedangkan padavariabel waktu tempuh lari kelompok kontrol sebelum dan setelah perlakuan menunjukkantidak adanya perbedaan bermakna dengan waktu tempuh tes lari 2,4 km. Dari penelitian inidapat ditarik kesimpulan bahwa Tarian Ja’i mampu meningkatkan kebugaran fisik mahasiswaFakultas Kedokteran Undana
Copyrights © 2020