Penelitian ini ingin mengkaji tentang praktik komunikasi pemasaran saat ini di era digital pada contoh kasus pesta olahraga PON XX Papua 2021 dengan menganalisis pola jaringan aktor sosial yang direpresentasikan akun di Twitter dengan memperbandingkan percakapan yang didesain dari akun resmi penyelenggara menggunakan [1] tagar #TorangBisa dan percakapan umum menggunakan [2] kata kunci PON Papua. Dalam konteks komunikasi pemasaran, penelitian ini ingin melihat sejauh mana keberhasilan panitia PON Papua memenangkan diperbincangan oleh akun-akun, dan apakah isu olahraga menjadi isu yang diperbincangkan menggunakan tagar atau kata kunci tersebut. Dalam penelitian ini, paradigma teoritis tentang jaringan sosial (social networks), yakni Structural Holes Theory atau Teori Lubang Struktural dikaitkan dalam analisis untuk memperlihatkan ‘peran struktural’ dalam jaringan sosial yang diasumsikan mereka yang diposisikan pada lubang atau hub pada jaringan memiliki tingkat pengaruh yang berbeda dalam hal arus informasi. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis jaringan sosial atau dikenal social network analysis (SNA). Secara khusus, SNA dilakukan untuk memetakan jaringan terkait akun, tagar, atau kata kunci terhadap suatu percakapan. Jaringan adalah seperangkat aktor (node, dalam hal ini akun media sosial) yang mempunyai relasi dengan aktor lain dalam tipe relasi tertentu. Relasi tersebut bisa berupa mentions, reply, atau Retweet (RT). Hasil penelitian mengungkapkan jaringan sosial kata kunci PON Papua justru lebih baik ketimbang #TorangBisa yang ditandai dengan keunggulan pada level aspek penting, seperti tingkat modularitas dan sentralisasi akun pada percakapan yang terjadi terdiri dari beberapa akun dominan dengan pengaruh ‘kuat’ di antara akun lainnya. Keberhasilan ini digerakkan oleh kekuatan akun secara lebih natural atau organik mampu memancing percakapan lain secara masif.
Copyrights © 2022