Sasak is the name of a tribe that inhabits the island of Lombok and uses the Sasak language asthe first language and as an everyday language. This research specifically discusses genderrelations in communicating between husband and wife using Sasak language. The method usedin this research is a descriptive qualitative approach. The data analyzed are descriptive data inthe form of written words that require interpretation because this research is related to languageand gender. In taking the sample, the author took several responses from several wives andhusbands. From his responses, he identifies and classifies each according to the technique heuses. The results of this study indicate that the form of conversation pattern classification inSasak clearly shows gender inequality. Gender inequality is shown based on the choice ofvocabulary, interactional control, and syntactic structure which indirectly shows the variousstigma of thinking that suppresses or is suppressed by dominant forces in society. Completingthe study, the writer suggests the next research in order to do similar study but with morecompleted data by relating to the role of gender in sasak language comunication used dialect.Key words: Gender, Culture, Environmental Education, Discourse AnalysisSasak adalah nama suku yang mendiami pulau Lombok dan menggunakan bahasa Sasaksebagai bahasa pertama dan sebagai bahasa sehari-hari. Penelitian ini secara khususmembahas hubungan gender dalam berkomunikasi antara suami dan istri menggunakanbahasa Sasak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatifdeskriptif. Data yang dianalisis adalah data deskriptif dalam bentuk kata-kata tertulis yangmembutuhkan interpretasi karena penelitian ini berkaitan dengan bahasa dan gender. Dalammengambil sampel, penulis mengambil beberapa tanggapan dari beberapa istri dan suami. Daritanggapan, ia mengidentifikasi dan mengklasifikasikan masing-masing sesuai dengan teknikyang ia gunakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk klasifikasi pola percakapandalam bahasa Sasak jelas menunjukkan ketidaksetaraan gender. Ketidakadilan genderditunjukkan berdasarkan pilihan kosa kata, kontrol interaksional, dan struktur sintaksis yangsecara tidak langsung menunjukkan berbagai stigma berpikir yang menekan atau ditekan olehkekuatan dominan di masyarakat. Menyelesaikan penelitian, penulis menyarankan penelitianberikutnya untuk melakukan penelitian serupa tetapi dengan data yang lebih lengkap denganberkaitan dengan peran gender dalam komunikasi bahasa sasak menggunakan dialek.Kata kunci: Gender, Budaya, Pendidikan Lingkungan, Analisis Wacana.
Copyrights © 2020